...

JAKARTA – Stroke, si ‘momok menakutkan’ yang tak pandang bulu, terus menunjukkan…

JAKARTA – Stroke, si ‘momok menakutkan’ yang tak pandang bulu, terus menunjukkan peningkatan prevalensi di Indonesia. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat 8,3 penderita stroke per 1.000 penduduk, sebuah angka yang melonjak signifikan dari 7 per 1.000 penduduk pada tahun 2013. Pertumbuhan angka ini mengindikasikan bahwa stroke bukan lagi sekadar penyakit, melainkan krisis kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian serius dan tindakan proaktif. Tragisnya, di Indonesia dan bahkan di seluruh Asia Tenggara, stroke masih memegang predikat sebagai penyebab kematian dan disabilitas tertinggi.

Namun, di tengah bayang-bayang ancaman ini, ada secercah harapan: risiko kematian dan kecacatan permanen akibat stroke dapat diminimalisir secara drastis jika gejalanya dikenali dengan cepat dan penanganan medis segera diberikan dalam ‘Jendela Emas’ atau Golden Period, yakni 4,5 jam pertama setelah gejala pertama muncul. Memperingati World Stroke Day 2025 yang jatuh pada 29 Oktober, World Stroke Organization (WSO) kembali menggaungkan metode deteksi dini yang mudah diingat dan sangat efektif, dikenal dengan singkatan FAST.

Mengapa Stroke Menjadi Ancaman Serius di Indonesia?

Peningkatan angka penderita stroke yang signifikan dalam satu dekade terakhir adalah alarm keras bagi sistem kesehatan Indonesia. Dari 7 kasus per 1.000 penduduk di tahun 2013 menjadi 8,3 kasus di tahun 2023, tren ini menunjukkan beban yang semakin berat tidak hanya bagi individu dan keluarga, tetapi juga bagi negara. Stroke bukan hanya mengakibatkan kematian, tetapi juga meninggalkan dampak disabilitas yang mendalam, seperti kelumpuhan, kesulitan berbicara, gangguan kognitif, dan depresi. Ini berarti pasien seringkali membutuhkan perawatan jangka panjang dan rehabilitasi ekstensif, yang tentunya membebani secara finansial dan emosional. Posisi Indonesia sebagai negara dengan angka stroke tertinggi di Asia Tenggara semakin menegaskan urgensi untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan deteksi dini di seluruh lapisan masyarakat.

Jendela Emas Penanganan Stroke: Detik-detik yang Menyelamatkan Nyawa

Dalam dunia medis, penanganan stroke seringkali digambarkan sebagai perlombaan melawan waktu. Setiap menit yang berlalu tanpa penanganan, jutaan sel otak bisa mati, menyebabkan kerusakan permanen yang tidak dapat diperbaiki. Inilah yang melatarbelakangi pentingnya ‘Golden Period’ atau Jendela Emas selama 4,5 jam. Di periode krusial ini, intervensi medis seperti pemberian obat trombolitik (penghancur bekuan darah) atau prosedur trombektomi (pengangkatan bekuan darah secara mekanis) memiliki peluang keberhasilan yang jauh lebih tinggi. Jika pasien tiba di rumah sakit dan mendapatkan penanganan yang tepat dalam rentang waktu ini, kemungkinan untuk pulih sepenuhnya atau setidaknya mengalami disabilitas yang minimal akan jauh lebih besar. Sebaliknya, keterlambatan penanganan hanya akan memperparah kerusakan otak, meningkatkan risiko disabilitas berat, atau bahkan kematian.

FAST: Metode Revolusioner untuk Deteksi Cepat dan Tepat

Untuk memberdayakan masyarakat agar dapat bertindak cepat, World Stroke Organization (WSO) mempromosikan singkatan FAST sebagai cara mudah mengingat tanda-tanda umum stroke. Metode ini dirancang agar siapa pun, tanpa latar belakang medis, dapat mengenali gejala dan memicu respons darurat sesegera mungkin. Mari kita pahami lebih dalam setiap huruf dari FAST:

* **F (Face – Wajah):** Perhatikan apakah salah satu sisi wajah terlihat menurun atau lunglai, seringkali disertai kesulitan untuk tersenyum simetris. Ketika diminta tersenyum, hanya satu sisi bibir yang terangkat, atau bahkan seluruh sisi wajah tampak terkulai. Ini adalah tanda paling jelas dari kelemahan otot wajah akibat gangguan saraf.

* **A (Arm – Lengan):** Mintalah orang tersebut untuk mengangkat kedua lengan ke atas secara bersamaan. Jika salah satu tangan atau lengan terasa lemah, mati rasa, atau sulit diangkat dan cenderung jatuh kembali ke bawah, ini bisa menjadi indikasi stroke. Kelemahan pada satu sisi tubuh adalah gejala klasik dari kerusakan otak.

* **S (Speech – Bicara):** Dengarkan dengan saksama cara bicara orang tersebut. Apakah bicaranya menjadi pelo, cadel, tidak jelas, atau sulit dimengerti? Mungkin juga mereka mengalami kesulitan menemukan kata-kata yang tepat atau bahkan tidak dapat memahami perkataan orang lain. Tanda-tanda gangguan bicara ini menunjukkan adanya masalah pada area otak yang mengatur bahasa.

* **T (Time – Waktu):** Ini adalah huruf paling krusial. Jika Anda melihat salah satu dari gejala F, A, atau S, jangan tunda sedetik pun! Segera hubungi layanan darurat medis atau bawa pasien ke fasilitas kesehatan terdekat yang siaga stroke, seperti rumah sakit. Ingat, setiap menit sangat berharga dalam menyelamatkan sel otak dan mencegah disabilitas permanen. Waktu adalah otak (Time is Brain).

Siapa yang Perlu Mengenali Gejala FAST?

Dr. Richard Santoso, Head of Medical PT Anugerah Pharmindo Lestari, a Zuellig Pharma Company, menegaskan bahwa kesadaran akan gejala stroke tidak hanya penting bagi individu yang memiliki faktor risiko tinggi, seperti penderita hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung. Lebih dari itu, pengetahuan ini harus dimiliki oleh seluruh anggota keluarga, rekan kerja, dan masyarakat luas. “Mengenali gejala stroke penting, tidak hanya bagi pasien berisiko tinggi, tetapi juga untuk seluruh anggota keluarga, karena stroke dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Hal ini juga penting untuk diketahui bagi masyarakat produktif di lingkungan kerjanya,” ujarnya. Stroke bisa menyerang siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, bahkan individu yang tampaknya sehat sekalipun. Oleh karena itu, edukasi mengenai FAST perlu menjangkau semua kalangan, dari lingkungan rumah tangga hingga tempat kerja, agar respons cepat dapat terwujud di berbagai situasi.

Langkah Selanjutnya Setelah Deteksi: Bertindak Cepat, Selamatkan Nyawa!

“Setelah mampu mengenali gejala stroke, sangat krusial agar penderita stroke bisa segera mendapatkan pertolongan dan dibawa ke rumah sakit siaga stroke kurang dari 4,5 jam, agar peluang pemulihan lebih besar,” tambah dr. Richard. Rumah sakit siaga stroke adalah fasilitas kesehatan yang dilengkapi dengan tim medis terlatih, peralatan diagnostik canggih (seperti CT scan atau MRI), dan ketersediaan terapi spesifik stroke 24 jam sehari. Di sana, pasien dapat segera menjalani pemeriksaan untuk menentukan jenis stroke (iskemik atau hemoragik) dan menerima penanganan yang sesuai, seperti terapi trombolitik atau bahkan prosedur bedah jika diperlukan. Membawa pasien ke rumah sakit yang tepat dalam waktu yang tepat adalah kunci untuk membuka pintu menuju pemulihan yang lebih baik dan mengurangi beban disabilitas jangka panjang.

Kesadaran adalah langkah pertama dalam pertempuran melawan stroke. Dengan menyebarluaskan pengetahuan tentang metode FAST, kita tidak hanya meningkatkan kapasitas individu untuk mendeteksi gejala secara dini, tetapi juga membangun jejaring komunitas yang lebih tanggap dan siap bertindak. Memahami, mengingat, dan menerapkan FAST adalah investasi nyata dalam kesehatan dan kualitas hidup, yang pada akhirnya dapat menyelamatkan ribuan nyawa dan mencegah jutaan orang dari penderitaan disabilitas akibat stroke di Indonesia.

About applegeekz

Check Also

Pendahuluan: Tantangan Orang Tua di Lanskap Digital Modern

Pendahuluan: Tantangan Orang Tua di Lanskap Digital Modern Era digital telah membuka gerbang pengetahuan dan …