WASHINGTON – Sebuah studi dari Washington University di St. Louis merilis analisis data baru terhadap fosil Ardipithecus ramidus (“Ardi”) berumur 4,4 juta tahun.Temuan ini menghidupkan kembali debat ilmiah selama satu abad dan menyajikan data kuat yang menunjukkan bahwa manusia berevolusi dari nenek moyang mirip kera Afrika. Studi ini mengoreksi interpretasi awal penemuan Ardi, yang sebelumnya dianggap terlalu “menjauhkan” Ardi dari kera modern.Analisis Metrik Kaki 4,4 Juta TahunPeneliti memfokuskan analisis pada tulang pergelangan kaki (talus) dan tulang tumit (calcaneus) Ardi, membandingkannya dengan kera, monyet, dan manusia purba lainnya.Hasil data kuantitatif menunjukkan:Sudut Talar (Talar Angle): Metrik kunci ini mengukur kemiringan sendi pergelangan kaki mencapai 14,5. Signifikansi Data: Angka 14,5 ini adalah yang tertinggi dari semua fosil hominin yang pernah dipelajari dan “tepat berada dalam rentang” primata non-manusia, seperti gorila dan bonobo.Data Anatomi Tambahan: Ditemukan alur yang dalam untuk tendon flexor hallucis longus (fleksor ibu jari kaki) dan permukaan sendi yang menonjol.Kombinasi data ini (sudut 14,5 dan struktur tendon) mengindikasikan anatomi “mosaik”: pergelangan kaki yang kuat untuk memanjat vertikal (mirip kera) sekaligus memiliki adaptasi untuk “mendorong” (push off) saat berjalan tegak (bipedal).Thomas (Cody) Prang, asisten profesor antropologi biologi, menyoroti temuan ini sebagai koreksi atas narasi sebelumnya.”Salah satu kejutan dalam penemuan ini adalah Ardi berjalan tegak, namun tetap mempertahankan banyak karakteristik mirip kera, termasuk kaki penggenggam,” jelas Prang.
Temuan ini juga menantang pandangan lama bahwa nenek moyang bersama kita dengan simpanse memiliki bentuk tubuh penghuni pohon yang lebih umum. Sebaliknya, data Ardi menunjukkan nenek moyang kita sudah mahir dalam memanjat dan berjalan di darat. Kritik Terhadap Interpretasi Awal (Data Lama vs Data Baru)Studi ini secara kritis mengevaluasi kembali interpretasi awal penemuan Ardi, yang kini dianggap “cacat” (flawed) oleh banyak ahli di lapangan.”Tidak ada yang membantah pentingnya penemuan (Ardi), tentu saja, tetapi banyak orang di lapangan akan mengatakan interpretasi awal mungkin cacat. Jadi, makalah ini adalah koreksi atas gagasan awal yang menjauhkan Ardi dari simpanse dan gorila,” tegas Prang.Interpretasi awal, menurut Prang, keliru menyimpulkan bahwa “kera Afrika yang hidup seperti simpanse dan gorila adalah seperti jalan buntu… evolusi, bukannya tahapan kemunculan manusia.” Studi baru ini menolak kesimpulan tersebut.Meskipun tim peneliti mengakui adanya “tumpang tindih” (overlap) dalam bentuk pergelangan kaki antar spesies sehingga “tidak ada satu pengukuran pun yang ‘membuktikan’ satu perilaku” pola keseluruhan dari data yang ada sangat kuat mendukung model nenek moyang mirip kera Afrika.
Apple Technos Memberikan informasi terkini khususnya teknologi dan produk apple