Apple Technos Memberikan informasi terkini khususnya teknologi dan produk apple 
Di era smartphone yang semakin pintar namun boros energi, iPhone 16 hadir dengan gebrakan yang cukup mengejutkan: Mode Super Low Power—sebuah fitur baru yang memungkinkan perangkat tetap hidup dan fungsional bahkan saat baterai menyentuh angka kritis, hanya 1%.
Bagi banyak pengguna, momen baterai menipis sering kali menjadi pemicu panik. Apalagi di situasi mendesak—sedang mencari alamat, menunggu ojek online, atau perlu mengirim pesan penting. Dalam konteks inilah, Apple memperkenalkan pendekatan baru: bukan sekadar memperpanjang daya tahan baterai, tapi mendesain ulang cara iPhone “bertahan hidup.”
Daftar Isi
Lebih dari Sekadar Mode Hemat Daya Biasa
Selama ini, pengguna iPhone sudah familiar dengan fitur Low Power Mode yang secara otomatis menurunkan konsumsi daya dengan menonaktifkan animasi sistem, refresh aplikasi di latar belakang, dan sinkronisasi otomatis. Namun, Super Low Power Mode di iPhone 16 melangkah lebih jauh.
Alih-alih hanya memperlambat sistem, mode ini mengisolasi fungsi-fungsi esensial dan memprioritaskan penggunaan CPU serta RAM secara ekstrem. Dalam praktiknya, iPhone akan secara otomatis mematikan seluruh aktivitas non-prioritas, seperti update lokasi latar belakang, proses AI lokal, bahkan notifikasi dari aplikasi pihak ketiga.
Menurut bocoran dari beberapa developer beta iOS 18, saat Super Low Power Mode aktif, iPhone 16 hanya mengaktifkan fungsi-fungsi inti seperti:
-
Panggilan dan SMS
-
Navigasi GPS dasar
-
Apple Wallet (untuk pembayaran atau boarding pass)
-
Akses Kontak & Kalender
-
Notifikasi darurat atau penting (sesuai konfigurasi Fokus)
Desain Sistem Baru: Hemat Energi Bukan Berarti Lemot
Yang membuat fitur ini revolusioner adalah efisiensi arsitektur yang ditanamkan di dalam chip A18 Bionic yang digunakan oleh iPhone 16. Apple secara khusus merancang “low-power core” yang mampu tetap aktif dengan konsumsi daya mikro, bahkan ketika sisa baterai hanya 1%.
Artinya, sistem tidak hanya hidup secara teknis, tetapi tetap responsif. Mengangkat iPhone dari kantong tetap membuka layar dalam waktu instan. Panggilan telepon tidak tertunda. Bahkan, kamu masih bisa mengaktifkan peta untuk navigasi jarak dekat—fungsi yang sangat penting di saat-saat darurat.
Situasi Nyata: Ketika 1% Bisa Menyelamatkan Hari Anda
Bayangkan skenario ini: kamu sedang berjalan di daerah asing, iPhone menunjukkan 2%, dan kamu belum menemukan lokasi tujuan. Dalam kondisi biasa, layar mungkin tiba-tiba mati, GPS berhenti bekerja, dan kamu pun kehilangan arah. Namun dengan Super Low Power Mode, iPhone 16 tetap bertahan cukup lama untuk mengarahkanmu ke tempat yang dituju.
Bagi sebagian pengguna, terutama mereka yang mobilitasnya tinggi atau sering bekerja di lapangan, fitur ini bukan gimmick, tapi keunggulan fungsional yang sangat nyata.
Smart Battery Learning: Teknologi yang Mempelajari Cara Kamu Menggunakan Daya
Super Low Power Mode juga terintegrasi dengan sistem pembelajaran mesin milik Apple. Berdasarkan kebiasaan pengguna, sistem akan mengatur kapan dan bagaimana mode ini harus aktif. Misalnya, jika kamu sering kehabisan baterai saat malam hari, iPhone bisa secara otomatis mengaktifkan mode ini tanpa menunggu baterai turun drastis.
Ini bukan hanya hemat energi—tapi juga pintar dan adaptif. Apple benar-benar membangun ekosistem yang mengerti kapan harus memprioritaskan efisiensi dan kapan harus memberikan performa penuh.
Kesimpulan
Mode Super Low Power di iPhone 16 menunjukkan arah baru Apple dalam merancang pengalaman pengguna. Ini bukan sekadar soal memperpanjang waktu nyala perangkat, tapi soal memastikan iPhone tetap bisa membantu kamu di saat paling krusial, meski daya tinggal secuil. Inovasi ini membuktikan bahwa Apple tidak hanya fokus pada kamera, kecepatan prosesor, atau desain mewah—tetapi juga pada hal-hal kecil yang berdampak besar dalam kehidupan sehari-hari. Kini, 1% bukan lagi angka yang membuat panik. Di iPhone 16, 1% bisa jadi penyelamat.
