Mataram – Tim gabungan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sedang melakukan pemadaman titik api baru atau kebakaran lahan di kawasan Gunung Rinjani Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Tim masih di lokasi untuk melakukan penanganan kebakaran di kawasan Gunung Rinjani,” kata Kepala Pengendali Ekosistem Hutan Balai TNGR NTB Budi Soesmardi di Mataram, Sabtu.
Ia mengatakan kebakaran lahan baru tersebut diketahui setelah terpantau satu titik api (hotspot) baru di hutan Rangga Pande, Desa Sembalun Lawang atau wilayah yang berada dalam kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Rinjani, pada Jumat (17/08) sore.
“Lokasi kebakaran ini berbeda dengan lokasi kebakaran lahan yang terjadi pada Kamis (16/10),” katanya.
Tim gabungan bersama tim Dalkarhut Resor Sembalun saat ini tengah melakukan pemadaman dan pengecekan lapangan.
“Upaya cepat dan terkoordinasi terus dilakukan demi mencegah perluasan kebakaran yang dapat mengancam ekosistem, keanekaragaman hayati, serta keselamatan masyarakat sekitar,” katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat atau wisatawan untuk meningkatkan kewaspadaan, jangan membakar di kawasan hutan.
“Mari dukung konservasi Rinjani yang lestari. Hutan adalah rumah bagi kehidupan, menjaganya adalah tanggung jawab kita semua,” katanya.
Sebelumnya, Balai TNGR menyatakan kebakaran lahan yang terjadi di kawasan atau tepatnya di Gelogor Paok, Desa Sembalun Lawang, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 10 hektare.
“Kebakaran yang terjadi merupakan kebakaran permukaan, yang membakar semak-semak, rumput, perdu dan dedaunan kering hingga mencapai luas 10 hektare,” kata Kepala Balai TNGR NTB Yarman.
Ia mengatakan peristiwa kebakaran lahan tersebut terjadi pada Kamis, 16 Oktober 2025, sekitar pukul 15.45 WITA, petugas di Resor Sembalun menerima informasi dari masyarakat terkait adanya kebakaran hutan yang terjadi di kawasan SPTN II TNGR.
“Setelah dilakukan pemantauan jarak jauh, benar terpantau adanya hotspot dan petugas segera melakukan koordinasi dengan Koramil, Polsek, dan Pos Damkarmat Sembalun,” katanya.
Ia mengatakan akibat kebakaran lahan tersebut menyebabkan vegetasi di lokasi seperti pohon bakbakkan, cemara gunung, saropan, dan acacia decurrens turut menjadi bahan bakar api.
“Sehingga, api cepat meluas terutama karena angin yang cukup kencang dan medan yang curam,” katanya.