Manokwari – Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menggandeng ASEAN Foundation dan Google.org memperluas literasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) agar dapat dimanfaatkan generasi muda di Manokwari, Papua Barat.
Ketua Komite III DPD RI Filep Wamafma di Manokwari, Jumat, mengatakan kegiatan tersebut merupakan program AI Ready ASEAN yang dikemas dengan seminar bertajuk Inovasi Hari Ini, Warisan Esok Hari.
“Seminar AI Ready ASEAN pertama berlangsung di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari, dan masih berlanjut ke SMA dan pelaku usaha,” ujarnya.
Menurut dia, perkembangan teknologi abad ke-21 menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia pendidikan, sehingga mahasiswa maupun tenaga pengajar dituntut berinovasi serta beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Mahasiswa selaku generasi muda penerus bangsa harus mampu memahami penggunaan teknologi AI dengan benar dalam dunia akademik dengan tujuan mendukung kemajuan mutu pendidikan.
“Mahasiswa dan dosen harus paham soal kebenaran data. AI harus digunakan untuk mendukung proses pembelajaran yang valid dan benar,” katanya.
Selain untuk pengembangan pendidikan, Filep menilai bahwa program kolaborasi AI Ready ASEAN juga berdampak positif bagi masyarakat, terutama pengembangan sektor ekonomi kreatif dan UMKM.
STIH Manokwari sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi di Manokwari, akan memfasilitasi pelaku UMKM memanfaatkan teknologi AI sebagai sarana untuk meningkatkan daya saing dan produk usaha.
“Akan ada kegiatan lanjutan supaya benar-benar memberi dampak peningkatan kapasitas digital bagi masyarakat lokal,” kata Filep yang juga Ketua STIH Manokwari.
Menurut dia, masyarakat yang berdomisili di seluruh Tanah Papua tidak boleh tertinggal dengan masyarakat daerah lainnya di Indonesia dalam memanfaatkan perkembangan teknologi digital.
Rencana perluasan edukasi penggunaan AI ke kalangan pelaku UMKM dan pelajar tingkat SMA/SMK di wilayah Papua Barat mendapat dukungan dari Google.org serta ASEAN Foundation.
“Anak-anak Papua, khususnya generasi Z, harus mampu bersaing dengan generasi lain di luar Papua,” sebut Filep.
Direktur Eksekutif Yayasan Kaizen Collaborative Impact, Ismita Saputri, selaku mitra pelaksana resmi ASEAN Foundation di Indonesia, mengatakan program AI Ready ASEAN diluncurkan serentak di 10 negara anggota ASEAN.
Fokus utama program tersebut, yaitu mendorong peningkatan kapasitas generasi muda dan masyarakat umum lainnya, sehingga tidak menyalahgunakan perkembangan teknologi AI dalam kehidupan sehari-hari.
“Program ini punya target menjangkau 5,5 juta masyarakat agar mampu menggunakan teknologi AI secara bijak, etis, dan bertanggung jawab,” ucap Ismita.
Ia menyampaikan apresiasi kepada Ketua Komite III DPD RI Dr Filep Wamafma yang menjadi tokoh pertama membawa dan meluncurkan AI Ready ASEAN di Tanah Papua, khususnya di Manokwari, Papua Barat.
Upaya itu tentu bermaksud agar seluruh masyarakat Papua merasakan manfaat perkembangan teknologi digital, sehingga dapat meminimalisasi kesenjangan antara wilayah barat dan timur Indonesia.
“Ini pertama kalinya AI Ready ASEAN hadir di Papua. Harapannya, tidak ada lagi kesenjangan digital antara barat dan timur,” kata Ismita.