Pendahuluan: Prioritas Kualitas dalam Manajemen Stok Beras Nasional
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) kembali menegaskan komitmennya terhadap kualitas kebutuhan pokok masyarakat. Melalui Komisi IV, parlemen mendesak Perum Bulog untuk memberlakukan batas waktu penyimpanan beras di gudang, idealnya tidak lebih dari enam bulan. Kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk memastikan beras yang sampai ke tangan konsumen senantiasa dalam kondisi prima, sekaligus menjaga kepercayaan publik terhadap lembaga pangan negara.
Dalam tinjauan langsung ke gudang Bulog di Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali, Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, menyampaikan bahwa menjaga kualitas beras adalah prioritas utama. “Jangan menyimpan beras terlalu lama, apalagi lebih dari satu tahun. Paling lama, tolong dilihat lagi, mungkin enam bulan sudah harus berputar lagi,” tegas Titiek. Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran atas potensi penurunan mutu beras jika disimpan terlalu lama, yang dapat berdampak pada gizi dan kepuasan konsumen. Desakan ini bukan hanya tentang ketersediaan, melainkan juga tentang kualitas pangan nasional yang berkelanjutan.
Sorotan Komisi IV DPR RI: Bukan Hanya Kuantitas, Tapi Kualitas
Meskipun Bulog mencatat rekor stok beras nasional tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 3,88 juta ton, DPR RI mengingatkan bahwa angka saja tidak cukup. Kualitas beras di gudang BUMN pangan tersebut harus menjadi perhatian serius. Pencapaian stok melimpah memang patut diapresiasi sebagai indikator ketahanan pangan dari sisi ketersediaan, namun tanpa manajemen kualitas yang ketat, upaya ini bisa menjadi bumerang. Konsumen berhak mendapatkan beras yang layak konsumsi, bebas dari kutu, jamur, atau kondisi pecah yang mengurangi nilai gizi dan daya tariknya.
Inspeksi mendadak yang dilakukan rombongan Komisi IV di gudang Bulog Batubulan, Gianyar, Bali, membuktikan bahwa pengawasan kualitas memang krusial. Dalam pemeriksaan acak tersebut, ditemukan perbedaan mencolok antara kualitas beras impor dan lokal, memicu rekomendasi lebih lanjut dari DPR RI.
Temuan Lapangan di Gudang Batubulan: Impor vs. Lokal
Gudang Bulog di Batubulan menampung 1.200 ton beras impor, sebagian di antaranya berasal dari Pakistan, serta 150 ton beras lokal. Titiek Soeharto mengungkapkan bahwa beras impor, yang telah berada di gudang sejak Desember 2024 (kemungkinan merujuk pada akhir tahun sebelumnya atau proyeksi), masih dalam kondisi baik. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penanganan yang tepat, kualitas beras dapat terjaga selama periode tertentu.
Namun, kondisi berbeda ditemukan pada beras lokal. Dari hasil pemeriksaan acak sementara, sekitar 25 persen beras lokal teridentifikasi dalam kondisi pecah-pecah. “Tidak semua beras lokal di Indonesia ini kurang bagus tapi kebetulan di sini yang pecah 25 persen, kemungkinan lebih,” jelas Titiek. Fenomena beras pecah-pecah ini menjadi perhatian serius karena tidak hanya mengurangi nilai estetika, tetapi juga dapat mempengaruhi tekstur saat dimasak dan kandungan gizi. Temuan ini menyoroti perlunya standar kualitas yang lebih ketat untuk penyerapan beras lokal serta sistem penyimpanan yang optimal.
Rekomendasi Kebijakan untuk Efisiensi dan Kualitas
Menyikapi temuan di lapangan dan tantangan manajemen stok, Komisi IV DPR RI memberikan sejumlah rekomendasi konkret kepada Bulog. Pertama, beras yang mendekati usia satu tahun di gudang harus segera disalurkan. Penyaluran ini dapat dilakukan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menyeimbangkan pasar, atau program bantuan pangan lainnya. Langkah ini akan memastikan rotasi stok yang cepat, mengurangi risiko penurunan kualitas, dan mencegah penumpukan beras tua.
Kedua, untuk beras yang ditemukan pecah-pecah, DPR RI merekomendasikan agar dicampur (mix) dengan beras berkualitas lebih baik. Titiek Soeharto menekankan bahwa praktik ini “bukan dioplos” (adulterasi), melainkan upaya untuk meningkatkan kualitas keseluruhan beras yang disalurkan, terutama untuk bantuan sosial. Tujuannya adalah agar masyarakat yang menerima bantuan tidak kecewa dan tetap mendapatkan beras dengan standar kelayakan konsumsi yang memadai. Pendekatan ini menunjukkan komitmen untuk menjaga martabat penerima bantuan sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan seluruh stok beras.
Strategi Bulog Menghadapi Tantangan Stok dan Panen Raya
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, merespons positif masukan dari DPR RI dan menyatakan telah menyiapkan solusi komprehensif untuk memastikan beras di gudang tidak tersimpan terlalu lama. Bulog menyadari bahwa tantangan akan semakin meningkat mengingat periode Maret-Mei 2026 yang akan memasuki musim panen raya, yang berarti akan ada tambahan stok baru yang harus diserap.
Untuk mengatasi hal ini, Bulog berencana meningkatkan penyaluran beras melalui berbagai kanal, termasuk program SPHP dan bantuan pangan. Selain itu, Bulog juga akan memperluas saluran distribusi kepada kementerian/lembaga lain, termasuk untuk program prioritas pemerintah yang membutuhkan pasokan beras. Rizal Ramdhani menargetkan penyaluran minimal 1 juta ton, bahkan bisa mencapai 1,5 juta ton, hingga menjelang Februari 2026. “Dengan tujuan bisa menyerap panen Maret 2026,” imbuhnya, menunjukkan strategi proaktif untuk menciptakan ruang bagi beras baru dan menjaga stabilitas harga di tingkat petani.
Analisis Usia Stok Beras Nasional: Tantangan dan Peluang
Data terkini mengenai usia simpanan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) secara nasional per 26 Oktober 2025 menunjukkan tantangan signifikan dalam manajemen stok. Total stok beras nasional saat itu mencapai 3,76 juta ton, dengan komposisi usia sebagai berikut:
- Beras usia di atas 12 bulan: 257.148 ton
- Beras usia 7-12 bulan: 1,13 juta ton
- Beras usia 4-6 bulan: 1,84 juta ton
- Beras usia 2-3 bulan: 319.937 ton
- Beras usia 0-1 bulan: 204.951 ton
Data ini menunjukkan bahwa sekitar 1,38 juta ton beras (di atas 7 bulan) sudah mendekati atau melewati batas ideal penyimpanan 6 bulan yang disarankan DPR. Jumlah ini menjadi fokus utama yang perlu segera didistribusikan. Sementara itu, sebagian besar stok (1,84 juta ton) berada dalam rentang 4-6 bulan, yang menegaskan urgensi rotasi stok yang cepat sebelum mencapai batas maksimal kualitas. Manajemen logistik dan distribusi yang efisien menjadi kunci untuk memastikan stok yang lebih tua dapat segera disalurkan, sementara stok baru dari panen dapat diserap tanpa mengorbankan kualitas. Ini adalah peluang bagi Bulog untuk menunjukkan kapasitasnya dalam mengelola pasokan pangan skala besar secara dinamis dan bertanggung jawab.
Implikasi Lebih Luas: Menjamin Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Desakan DPR RI kepada Bulog untuk membatasi penyimpanan beras maksimal enam bulan memiliki implikasi yang lebih luas bagi ketahanan pangan nasional. Pertama, ini adalah bentuk perlindungan konsumen, memastikan setiap warga negara mendapatkan akses pangan yang tidak hanya cukup secara kuantitas tetapi juga bermutu tinggi. Kedua, ini mendorong efisiensi dalam rantai pasok pangan, memaksa Bulog untuk terus berinovasi dalam strategi distribusi dan penyerapan. Ketiga, langkah ini mendukung petani lokal dengan memastikan bahwa panen mereka dapat diserap secara optimal oleh Bulog, sehingga harga di tingkat petani tetap stabil. Terakhir, ini memperkuat citra dan kepercayaan publik terhadap Bulog sebagai institusi yang kredibel dalam menjaga stabilitas pangan dan harga.
Kesimpulan: Sinergi untuk Pangan Berkualitas
Permintaan Komisi IV DPR RI agar Bulog membatasi penyimpanan beras di gudang maksimal enam bulan adalah langkah progresif menuju pengelolaan pangan yang lebih baik dan berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang angka-angka stok, tetapi tentang inti dari ketahanan pangan: kualitas, ketersediaan, dan aksesibilitas. Sinergi antara lembaga legislatif dan eksekutif, serta komitmen Bulog untuk mengimplementasikan rekomendasi ini, akan menjadi fondasi penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia. Dengan manajemen stok yang efisien dan fokus pada kualitas, beras yang merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia akan terus menjadi sumber gizi yang optimal dan membangkitkan kepercayaan seluruh lapisan masyarakat.
Apple Technos Memberikan informasi terkini khususnya teknologi dan produk apple