Markas PBB – Di seluruh dunia, sebanyak 673 juta orang masih tidur dalam keadaan lapar setiap malam hingga hari ini, dan lebih banyak lagi yang hidup dalam ketidakpastian setiap hari tentang dari mana akan mendapatkan makanan berikutnya, kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis (16/10).
Dalam pesannya pada Hari Pangan Sedunia, yang diperingati setiap tahun pada 16 Oktober, Guterres mengatakan bahwa 80 tahun silam, negara-negara bersatu untuk memberantas kelaparan, dan dalam beberapa dekade sejak itu, dunia telah membuat kemajuan yang luar biasa.
“Namun, berbagai krisis baru-baru ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh lengah jika ingin mempertahankan pencapaian ini,” katanya. Guterres mengatakan bahwa berbagai tantangan baru bermunculan selama beberapa dekade, mulai dari obesitas yang meningkat tajam hingga guncangan iklim yang mengancam ketahanan pangan.
“Dan secara memalukan, kelaparan dijadikan senjata — kita menghadapi kenyataan mengerikan di mana orang-orang di wilayah konflik dibiarkan kelaparan hingga terjadi bencana kelaparan,” katanya. “Kita memiliki alat, pengetahuan, dan sumber daya untuk mengakhiri kelaparan dan menyediakan makanan yang baik dan sehat untuk semua. Hal yang kita butuhkan adalah persatuan,” lanjutnya. Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini, yakni “Bergandengan Tangan untuk Pangan dan Masa Depan yang Lebih Baik” (Hand-in-hand for Better Foods and a Better Future), menyerukan solidaritas lintas batas negara, sektor, dan komunitas.
Tema ini mencerminkan prioritas yang disuarakan oleh negara-negara dalam Food Systems Summit Stocktake pada Juli, serta United Nations Call to Action, yang menetapkan enam bidang utama untuk ditindaklanjuti, ujarnya. Guterres menyerukan kepada komunitas internasional untuk kembali bersatu membangun sistem pangan yang memberi nutrisi kepada manusia dan melindungi planet ini. Di tengah kehancuran akibat Perang Dunia Kedua, negara-negara menanggapi bahaya kelaparan dan malanutrisi dengan mendirikan Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) PBB pada 16 Oktober 1945.
Pada 1979, FAO menetapkan 16 Oktober sebagai Hari Pangan Sedunia untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya memastikan dunia di mana setiap orang memiliki akses terhadap makanan yang beragam, bergizi, terjangkau, dan aman. Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Rabu (15/10), Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) PBB memperingatkan bahwa pemangkasan bantuan pangan WFP bisa membuat 13,7 juta penerima bantuan saat ini mengalami peningkatan tingkat kelaparan dari krisis (IPC3) menjadi darurat (IPC4).
Selain itu, WFP memperkirakan pendanaan untuk 2025 akan berkurang hingga 40 persen, sehingga anggarannya diproyeksikan sebesar 6,4 miliar dolar AS.