...

Buku Wisata Rasa Bumi Pasundan diharap perkuat gastronomi Indonesia

Bandung – Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengungkapkan harapan bahwa buku Wisata Rasa Bumi Pasundan yang baru diluncurkan Kementerian Pariwisata hari Minggu ini di Bandung, dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi gastronomi dunia.

Karena, menurut Widiyanti, buku ini dapat menjadi panduan yang dapat dioptimalkan oleh para pelaku industri gastronomi, terutama travel agent, travel operator, dan pemandu wisata beserta komunitas.

“Ini sekaligus menjadi langkah penting dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi gastronomi dunia, tempat dimana setiap rasa memiliki cerita, dan setiap perjalanan meninggalkan kesan yang mendalam,” kata Widiyanti dalam peluncuran buku di sekitar jalan Progo Bandung.

Widiyanti menjelaskan peluncuran buku yang merupakan kumpulan data, spot, lokasi, dan dekorasi dari sisi pengalaman berwisata gastronomi ini, jadi langkah nyata dalam memperkuat perkembangan pola perjalanan wisata gastronomi khususnya di wilayah Bandung Raya, Garut, dan Tasikmalaya, hingga memungkinkan wisatawan menikmati wisata rasa yang otentik sekaligus berkelanjutan.

Dipilihnya Jawa Barat, terutama kawasan Bandung, Garut, dan Tasikmalaya, kata Widiyanti, karena kawasan ini memiliki potensi gastronomi yang luar biasa dan bisa menjadi cerita.

“Dari gurihnya nasi tutug oncom, segarnya karedok, hingga manisnya burayot, setiap hidangan menghadirkan nasi lokal yang kaya dan bermakna. Melalui pola perjalanan ini, kuliner tidak hanya menjadi santapan, tetapi juga cerita yang memperkaya daya tarik destinasi,” ujarnya.

Bagi Indonesia, kata Widiyanti, gastronomi bukan sekedar kuliner, tetapi sebuah ekosistem yang melibatkan pihak-pihak dari petani, ternak, nelayan, pengrajin, “chef” hingga masyarakat luas, yang berperan penting dalam menggerakkan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, dan memperkuat pariwisata berbasis kuliner.

“Dari ladang hingga meja makan, gastronomi sangat berperan penting dalam menggerakkan ekonomi. Sinergi antara kuliner dan pariwisata melahirkan pengalaman yang otentik, berkarakter dan bernilai tambah tinggi,” ucapnya.

Hal inilah, kata Widiyanti, yang menjadi daya tarik bagi wisatawan berkualitas yang mencari pengalaman berwisata mendalam, menikmati rasa, budaya, dan mempelajari kisah di balik setiap sajian.

Gastronomi Indonesia yang mulai mendapat tempat di dunia, kata dia, dengan Publikasi Taste Atlas yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-7 dunia dan urutan pertama di Asia Tenggara dengan dengan enam kota termasuk Bandung masuk dalam daftar 100 Best Food Series, perlu dimanfaatkan dengan baik.

Karenanya, tambah dia, peluncuran buku Wisata Rasa Bumi Pasundan ini juga mendukung usaha pemanfaatan tersebut, serta sejalan dengan implementasi program quality tourism atau pariwisata naik kelas oleh Kemenpar, melalui pengembangan gastronomi dan juga wellness dan wisata bahari.

“Pengembangan itu memperkuat rantai nilai pariwisata dari petani, pengrajin, hingga pelaku usaha dan destinasi. Serta membuka peluang besar untuk menarik lebih banyak wisatawan berkualitas yang memberi dampak ekonomi signifikan,” tuturnya.

About applegeekz

Check Also

Muhammadiyah jadi EMT pertama Indonesia yang terverifikasi standar WHO

Jakarta – Setelah melalui proses panjang dan komprehensif sejak tahun 2017, Emergency Medical Team (EMT) …