...

BGN Dampingi Pemulihan Psikologis Siswa SDN 01 Kalibaru

Jakarta – Sebuah insiden mengejutkan yang melibatkan sebuah mobil mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menabrak bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Kalibaru, Jakarta Utara, pada Kamis, 11 Desember, sekitar pukul 06.38 WIB, tidak hanya meninggalkan dampak kerusakan fisik, tetapi juga potensi trauma psikologis mendalam bagi ratusan siswa dan tenaga pengajar. Menyadari urgensi situasi ini, Badan Gizi Nasional (BGN) bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bergerak cepat, meluncurkan program pemulihan psikologis atau trauma healing komprehensif yang direncanakan dimulai pada Senin, 15 Desember.

Peran Krusial BGN dan Sinergi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Kepala Regional BGN Jakarta, Bahrun, menegaskan komitmen lembaganya dalam memastikan pendampingan dilakukan secara cepat dan terukur. Dalam pernyataannya di Jakarta pada Jumat, Bahrun menekankan bahwa keselamatan dan pemulihan mental anak-anak menjadi prioritas utama. “Prioritas kami adalah keselamatan dan pemulihan mental anak-anak. Kami memastikan seluruh dukungan psikososial diberikan secara komprehensif melalui kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi pendekatan holistik yang diadopsi pemerintah dalam menangani krisis, di mana aspek psikologis sama pentingnya dengan aspek fisik.

Sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam merespons insiden ini. BGN tidak bekerja sendirian, melainkan berkoordinasi erat dengan berbagai dinas di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta melibatkan entitas profesional lainnya. Koordinasi ini memastikan bahwa seluruh elemen yang dibutuhkan untuk pemulihan, mulai dari tenaga ahli hingga fasilitas pendukung, dapat segera tersedia dan dioptimalkan bagi para korban.

Memahami Dampak Psikologis Pasca-Insiden pada Anak

Insiden traumatis seperti kecelakaan di lingkungan sekolah dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan pada anak-anak. Lingkungan sekolah, yang seharusnya menjadi ruang aman bagi tumbuh kembang mereka, tiba-tiba menjadi lokasi kejadian mengerikan. Hal ini dapat memicu rasa takut, cemas, ketidakamanan, hingga gangguan tidur dan kesulitan konsentrasi. Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menyoroti pentingnya intervensi psikologis yang tidak boleh ditunda. “Kami belajar dari berbagai kejadian sebelumnya, termasuk insiden di SMAN 72 Jakarta. Penanganan cepat sangat menentukan agar trauma tidak berkembang menjadi gangguan jangka panjang,” tegas Nanik.

Keterlambatan dalam penanganan trauma pada anak berisiko menyebabkan kondisi psikologis yang lebih serius di kemudian hari, seperti gangguan stres pasca-trauma (PTSD), kecemasan berlebih, depresi, fobia sekolah, atau bahkan masalah perilaku. Oleh karena itu, kecepatan respons seperti yang ditunjukkan oleh BGN dan Pemprov DKI Jakarta merupakan langkah krusial untuk meminimalkan risiko tersebut dan mendukung resiliensi mental anak-anak.

Strategi Pendampingan Psikologis Komprehensif

Bahrun menjelaskan, penanganan awal akan dimulai dengan pendekatan edukatif, yakni membekali seluruh siswa dan guru dengan pengetahuan tentang cara meluapkan perasaan dan mengelola emosi secara sehat. Tahap ini krusial untuk membantu mereka memvalidasi pengalaman emosional yang mungkin sulit diungkapkan. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan atau skrining psikologis secara menyeluruh untuk mengidentifikasi tingkat dampak trauma pada setiap individu. Proses skrining ini dirancang untuk mendeteksi dini siswa maupun guru yang menunjukkan gejala trauma yang lebih berat atau membutuhkan perhatian khusus.

Bagi mereka yang teridentifikasi membutuhkan bantuan lebih lanjut, sesi konseling individual akan disiapkan. Pihak sekolah telah menyediakan ruang khusus yang kondusif untuk proses konseling ini, memastikan privasi dan kenyamanan para peserta. Konseling individual akan membantu siswa memproses pengalaman traumatis mereka, mengembangkan mekanisme koping yang efektif, dan secara bertahap mengembalikan rasa aman serta kepercayaan diri mereka untuk kembali beraktivitas normal di lingkungan sekolah.

Kolaborasi Multi-Pihak: Kekuatan dalam Pemulihan

Upaya pemulihan ini diperkuat oleh kolaborasi multi-pihak yang solid. Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan tim yang terdiri dari 18 konselor dan dua psikolog klinis yang siap siaga. Sementara itu, Dinas Kesehatan juga turut berkontribusi dengan mengerahkan enam psikolog klinis tambahan. Dari sektor keamanan, 10 personel kepolisian tengah dalam proses finalisasi tugas untuk pengamanan dan dukungan lapangan, memastikan lingkungan yang aman selama proses pemulihan.

Tidak hanya dari lembaga pemerintah, Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Wilayah DKI Jakarta Raya juga menyatakan kesediaannya untuk mengirimkan relawan mahasiswa psikologi dan psikolog profesional. “Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Wilayah DKI Jakarta Raya juga akan mengirimkan relawan mahasiswa psikologi dan psikolog profesional untuk memperkuat tim pendamping,” ungkap Nanik. Kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat ini menunjukkan kepedulian kolektif terhadap nasib anak-anak, sekaligus memperkuat sumber daya yang tersedia untuk program pemulihan.

Menjamin Masa Depan Cerah Anak-anak Kalibaru

Nanik Sudaryati Deyang menambahkan bahwa kolaborasi erat antarberbagai pihak ini adalah kunci keberhasilan pemulihan. Seluruh unsur bergerak bersama, mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, hingga layanan psikologi. Ini adalah manifestasi nyata dari kehadiran negara untuk memastikan setiap anak mendapatkan perlindungan dan dukungan terbaik, terutama setelah mengalami peristiwa yang mengancam kesejahteraan mental mereka. Inisiatif ini bukan hanya tentang mengatasi insiden sesaat, melainkan juga tentang membangun fondasi ketahanan psikologis yang lebih kuat bagi generasi muda.

Dengan respons yang cepat, terstruktur, dan didukung oleh sinergi yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan, diharapkan ratusan siswa SDN 01 Kalibaru dapat pulih sepenuhnya dari dampak psikologis insiden tersebut. Proses pemulihan ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kesiapsiagaan psikososial dalam penanganan krisis dan komitmen kolektif untuk menjaga kesehatan mental anak-anak sebagai aset bangsa yang paling berharga.

About applegeekz

Check Also

Banjir Rendam 10 RT dan Satu Ruas Jalan di Jakarta Selatan

Jakarta, sebuah kota metropolitan yang tak pernah luput dari tantangan musim hujan, kembali diuji pada …