Pengumuman penting dari Valve mengguncang pasar konsol genggam. Steam Deck LCD model 256GB, varian paling terjangkau dari lini perangkat keras portabel mereka, kini resmi dihentikan produksinya. Ini menandai berakhirnya sebuah era bagi banyak gamer yang mencari pengalaman gaming PC di genggaman dengan budget terbatas. Setelah stok yang ada ludes terjual, model ini tidak akan lagi tersedia di toko resmi Valve, mendorong konsumen untuk beralih ke varian OLED yang lebih premium. Keputusan ini memicu pertanyaan besar tentang strategi jangka panjang Valve dan masa depan konsol genggam mereka.
Akhir Era Steam Deck LCD: Sebuah Perpisahan dengan Model Terjangkau
Sejak diluncurkan pada tahun 2022, Steam Deck LCD telah menjadi pilihan populer bagi para gamer PC yang menginginkan fleksibilitas bermain game di mana saja. Model 256GB, khususnya, menonjol sebagai opsi paling ekonomis, dibanderol sekitar USD 399 di Amerika Serikat. Harga ini menjadikannya titik masuk yang menarik ke ekosistem Steam Deck, menawarkan perpaduan kinerja dan portabilitas yang sulit ditandingi pada segmen harga tersebut.
Namun, Valve kini telah mengkonfirmasi secara eksplisit di halaman toko resminya bahwa “Kami tidak lagi memproduksi model Steam Deck LCD 256GB. Setelah terjual habis, produk ini tidak akan tersedia lagi.” Konfirmasi ini diperkuat oleh laporan dari The Verge, yang menyatakan bahwa model LCD tersebut telah kehabisan stok di situs web AS, mengindikasikan bahwa tidak ada pengisian ulang yang akan dilakukan.
Keputusan ini sebenarnya bukan yang pertama kali bagi lini LCD. Steam Deck asli awalnya hadir dalam varian penyimpanan 64GB, 256GB, dan 512GB. Pada tahun 2023, ketika Valve memperkenalkan Steam Deck OLED, model LCD 64GB dan 512GB secara bertahap dihentikan, meninggalkan varian 256GB sebagai satu-satunya opsi dasar dan paling terjangkau dalam keluarga LCD. Kini, giliran model 256GB ini yang harus undur diri, secara efektif mengakhiri ketersediaan Steam Deck dengan layar LCD dari kanal penjualan resmi Valve.
Transformasi Portofolio Steam Deck: Dominasi OLED
Dengan ditariknya Steam Deck LCD 256GB, portofolio konsol genggam Valve kini sepenuhnya didominasi oleh seri OLED yang lebih baru dan canggih. Varian Steam Deck OLED 512GB dan 1TB kini menjadi satu-satunya perangkat genggam yang tersedia secara resmi dari perusahaan. Ini menandakan pergeseran strategis Valve menuju penawaran yang lebih premium dan berperforma tinggi.
Steam Deck OLED, yang diluncurkan pada tahun 2023, menghadirkan peningkatan signifikan dibandingkan pendahulunya, terutama pada layarnya. Panel OLED tidak hanya menawarkan warna yang lebih kaya, kontras yang lebih dalam, dan hitam pekat, tetapi juga efisiensi daya yang lebih baik, berkontribusi pada daya tahan baterai yang lebih panjang. Selain itu, model OLED juga dilengkapi dengan Wi-Fi 6E, modul Bluetooth yang ditingkatkan, dan bobot yang sedikit lebih ringan, memberikan pengalaman pengguna yang jauh lebih superior.
Tentu saja, peningkatan ini datang dengan harga yang lebih tinggi. Model Steam Deck OLED 512GB dan 1TB masing-masing dibanderol dengan harga USD 549 dan USD 649. Ini berarti titik masuk bagi konsumen yang ingin memiliki Steam Deck telah bergeser naik secara signifikan. Pergeseran ini mungkin bertujuan untuk menyederhanakan rantai produksi dan pasokan, serta mendorong adopsi teknologi layar yang lebih mutakhir sebagai standar baru bagi perangkat genggam Valve.
Spekulasi dan Antisipasi: Menuju Generasi Steam Deck Berikutnya?
Meskipun Valve tidak secara gamblang menyatakan alasan di balik penghentian produksi model LCD termurah ini, banyak pengamat industri berspekulasi bahwa keputusan tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang yang lebih besar, kemungkinan besar untuk membuka jalan bagi Steam Deck generasi kedua.
Bulan lalu, Valve memang membuat pengumuman menarik mengenai Steam Machine, sebuah hybrid PC/konsol baru yang akan menjalankan SteamOS dan dijadwalkan meluncur pada awal 2026. Bersamaan dengan itu, mereka juga berencana meluncurkan pengontrol Steam generasi kedua serta headset VR Steam Frame yang baru. Meskipun pada saat itu Valve tidak memberikan detail spesifik tentang penerus Steam Deck, mereka menyatakan “memiliki gagasan yang cukup bagus” tentang seperti apa Steam Deck 2 nantinya, mengindikasikan bahwa perangkat tersebut memang sedang dalam tahap pengembangan.
Pierre-Loup Griffais, seorang insinyur perangkat lunak di Valve, menjelaskan pandangan perusahaan mengenai Steam Deck berikutnya kepada IGN setelah pengumuman Steam Machine. “Jelas Steam Deck bukan fokus kami saat ini, tetapi hal yang sama yang telah kami katakan di masa lalu adalah kami sangat tertarik untuk mengerjakan apa yang selanjutnya untuk Steam Deck… hal yang kami pastikan adalah peningkatan kinerja yang cukup berharga untuk masuk akal sebagai produk mandiri,” kata Griffais. Ini menunjukkan bahwa Valve tidak terburu-buru merilis penerus hanya dengan peningkatan kecil.
Griffais melanjutkan, “Kami tidak tertarik untuk mencapai titik di mana performanya 20, 30, atau bahkan 50 persen lebih tinggi dengan daya tahan baterai yang sama. Kami menginginkan sesuatu yang lebih jelas dari itu.” Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen Valve untuk menghadirkan lompatan kinerja yang substansial, bukan sekadar iterasi minor. Ia menambahkan bahwa mereka telah “bekerja mundur dari kemajuan silikon dan peningkatan arsitektur,” dan memiliki “gambaran yang cukup baik tentang seperti apa versi Steam Deck berikutnya.” Namun, ia juga jujur mengakui bahwa “saat ini tidak ada penawaran di bidang tersebut, di bidang SoC (System-on-Chip), yang menurut kami benar-benar akan menjadi Steam Deck performa generasi berikutnya.” Hal ini menjelaskan mengapa Valve mungkin mengambil waktu lebih lama untuk merilis generasi kedua, menunggu teknologi chip yang benar-benar dapat memberikan peningkatan signifikan yang mereka inginkan.
Dampak bagi Konsumen dan Pasar Konsol Genggam
Penghentian Steam Deck LCD 256GB tentu memiliki implikasi langsung bagi konsumen dan lanskap pasar konsol genggam. Bagi calon pembeli, ini berarti titik masuk ke ekosistem Steam Deck kini lebih tinggi. Mereka yang sebelumnya mempertimbangkan model LCD karena harganya yang terjangkau kini harus menyiapkan budget lebih untuk varian OLED. Ini mungkin mendorong beberapa pembeli untuk mencari alternatif lain di pasar, seperti ASUS ROG Ally, Lenovo Legion Go, atau bahkan Nintendo Switch, tergantung pada preferensi dan anggaran mereka.
Di sisi lain, langkah ini juga menyederhanakan penawaran Valve, memungkinkan mereka untuk fokus pada satu lini produk premium dengan teknologi layar terbaik. Ini bisa menjadi strategi yang efektif untuk mempertahankan posisi Steam Deck sebagai pemimpin dalam segmen gaming PC genggam, terutama dengan peningkatan kualitas pengalaman yang ditawarkan oleh layar OLED. Pasar konsol genggam terus berkembang pesat, dan dengan persaingan yang semakin ketat, Valve harus terus berinovasi untuk tetap relevan. Penghentian model LCD bisa dilihat sebagai langkah proaktif untuk menyelaraskan portofolio produk mereka dengan visi jangka panjang yang berpusat pada kinerja dan pengalaman premium.
Berakhirnya produksi Steam Deck LCD 256GB menandai babak baru bagi Valve dalam dunia konsol genggam. Ini bukan sekadar penghentian satu model, melainkan sebuah sinyal pergeseran strategis menuju penawaran yang lebih premium dengan fokus pada teknologi OLED yang superior. Sambil Valve terus menyempurnakan visi mereka untuk Steam Deck generasi berikutnya, komunitas gaming akan menantikan dengan antusias inovasi apa lagi yang akan mereka bawa ke meja. Yang jelas, Valve berkomitmen untuk tidak hanya sekadar mengikuti tren, tetapi untuk mendefinisikan ulang apa yang mungkin dalam gaming portabel, satu lompatan kinerja signifikan pada satu waktu.
Apple Technos Berita Apple Terbaru, Rumor & Update Resmi