Indonesia saat ini sedang berada di garis depan gelombang transformasi digital yang masif, sebuah era di mana teknologi menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Namun, di balik geliat kemajuan ini, terbentang tantangan serius: krisis talenta digital. Proyeksi menunjukkan bahwa hingga tahun 2030, Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta tenaga terampil untuk menopang ambisi ekonomi digitalnya. Angka ini setara dengan kebutuhan 450.000 hingga 600.000 talenta baru setiap tahun, sebuah target yang jauh melampaui kapasitas pasokan dari institusi pendidikan tinggi. Fakta yang lebih mengkhawatirkan adalah, dari setiap lima lulusan IT, hanya satu yang dianggap benar-benar siap untuk terjun ke industri.
Di tengah kesenjangan yang mencolok ini, industri teknologi finansial (fintek) muncul sebagai lokomotif potensial. Awalnya identik dengan ekosistem startup, fintek kini telah matang menjadi sektor yang menarik minat pemain besar, termasuk bank, berkat potensi pertumbuhannya yang eksponensial. Menyikapi situasi ini, Amartha, sebuah perusahaan teknologi keuangan yang telah berhasil menjangkau 3,3 juta UMKM melalui platformnya, mengambil peran proaktif. Amartha berinisiatif untuk mendorong penyerapan dan peningkatan kualitas talenta digital, khususnya di sektor fintek yang terus berkembang pesat.
Krisis Talenta Digital di Tengah Gelombang Transformasi
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus melaju pesat, didorong oleh adopsi teknologi yang semakin merata di berbagai sektor kehidupan. Namun, fondasi pertumbuhan ini, yaitu sumber daya manusia yang berkualitas, masih rapuh. Data menunjukkan bahwa perguruan tinggi di Indonesia belum sepenuhnya mampu mencetak lulusan dengan keterampilan yang relevan dan sesuai dengan tuntutan industri. Kesenjangan ini bukan hanya soal kuantitas, melainkan juga kualitas, di mana banyak lulusan belum memiliki ‘skill set’ yang dibutuhkan untuk langsung berkontribusi secara efektif. Implikasinya adalah, perusahaan harus berinvestasi lebih besar dalam pelatihan dan pengembangan internal, yang pada gilirannya dapat memperlambat inovasi dan pertumbuhan.
Situasi ini menimbulkan dilema. Di satu sisi, ada jutaan pencari kerja yang didominasi oleh generasi muda, termasuk lulusan IT. Di sisi lain, ada jutaan lapangan kerja potensial di sektor digital yang tidak terisi karena kurangnya kualifikasi. Untuk menjembatani jurang ini, diperlukan kolaborasi aktif antara pemerintah, institusi pendidikan, dan tentu saja, sektor swasta. Industri fintek, dengan sifatnya yang inovatif dan kebutuhan akan beragam keahlian digital, memiliki peran strategis dalam upaya ini.
Fintech: Lokomotif Baru Penyerapan Talenta & Prospek Karir Jangka Panjang
Fintech tidak lagi sekadar tren, melainkan pilar penting dalam lanskap ekonomi modern. Dari transportasi daring hingga sistem pembayaran digital yang terintegrasi, teknologi finansial telah menyatu dalam aktivitas sehari-hari masyarakat. Perkembangan ini tidak hanya menciptakan layanan baru, tetapi juga membuka spektrum peluang karir yang luas bagi talenta digital. Sektor fintek memerlukan berbagai keahlian, mulai dari pengembangan perangkat lunak, keamanan siber, analisis data, hingga desain pengalaman pengguna (UX/UI), dan manajemen produk.
Yang membuat fintek semakin menarik adalah kematangannya sebagai sebuah industri. Rine, Chief People Officer Amartha, menjelaskan bahwa sektor fintek kini dijalankan dengan tata kelola dan standar yang jelas, menawarkan prospek karir jangka panjang dan berkelanjutan. Hal ini berbeda dengan persepsi awal yang mungkin lebih volatile layaknya startup murni. “Tanpa disadari, teknologi finansial telah menjadi bagian dari berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari transportasi online hingga sistem pembayaran digital. Seiring perannya yang kian luas, sektor fintek juga semakin matang sebagai industri yang dijalankan dengan tata kelola dan standar yang jelas, sehingga menawarkan prospek karir jangka panjang bagi talenta digital yang ingin bertumbuh dan berkontribusi secara berkelanjutan,” ungkap Rine.
Amartha Level Up 2025: Jembatan Menuju Kesiapan Industri
Untuk menjawab tantangan ini, Amartha meluncurkan inisiatif Amartha Level Up 2025, sebuah program pembelajaran komprehensif yang dirancang untuk membekali talenta digital dengan pemahaman mendalam tentang peluang dan potensi di bidang fintek. Kegiatan ini bukan sekadar seminar biasa; melibatkan puluhan pembicara profesional dari berbagai latar belakang industri, program ini menyajikan sesi berbagi pengalaman, wawasan praktis, dan lokakarya interaktif.
Melalui Amartha Level Up 2025, Amartha bertujuan untuk tidak hanya meningkatkan kompetensi teknis, tetapi juga membangun kepercayaan diri dan memberikan gambaran nyata tentang jalur karir di industri fintek. Sesi berbagi bersama para pemimpin perusahaan dan lokakarya yang dipandu oleh praktisi berpengalaman dirancang untuk memberikan inspirasi dan panduan langkah demi langkah bagi peserta, baik mereka fresh graduate, pekerja teknologi yang ingin beralih karir, maupun akademisi.
Menginspirasi dan Membangun Kompetensi: Sorotan dari Amartha Level Up
Acara yang diselenggarakan pada Sabtu, 13 Desember 2025, di Amartha Village ini berhasil menarik lebih dari 400 peserta dari beragam latar belakang. Kehadiran tokoh-tokoh lintas industri dengan rekam jejak yang kuat di bidang teknologi, bisnis, dan dampak sosial menambah bobot dan relevansi program. Beberapa nama besar yang turut membagikan pengalaman mereka antara lain Andi Taufan Garuda Putra (Founder & CEO Amartha), Vira Widiyasari (Country Manager Indonesia – Visa), Stefani Herlie (Country Manager Indonesia – Canva), Irzan Raditya (CEO Kata.ai), Najelaa Shihab (Founder & Head of Board Cikal), serta Tushar Agarwal (Managing Director BCD). Selain itu, para pemimpin dan praktisi teknologi dari Amartha serta perusahaan terkemuka lainnya juga turut hadir, memberikan perspektif yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.
Amartha Level Up 2025 mengusung empat tema utama yang sangat relevan dengan perkembangan industri saat ini: Kepemimpinan, Artificial Intelligence (AI), Investasi Berdampak, dan Pemberdayaan Komunitas. Pemilihan tema-tema ini menunjukkan komitmen Amartha untuk tidak hanya membahas aspek teknis, tetapi juga dimensi strategis dan sosial dari teknologi. Rayi Noormega, seorang Penulis Buku, Certified Coach, dan Konselor Kesehatan Mental, yang juga menjadi salah satu pembicara, menggarisbawahi pentingnya acara semacam ini. “Event seperti Amartha Level Up bisa menjadi platform exposure untuk fresh graduates atau orang-orang yang ingin career switch ke bidang teknologi. Pembicara yang beragam dan topik yang diverse membantu audiens untuk belajar sebanyak mungkin tentang perkembangan industri startup dan teknologi. Belum lagi kesempatan networking yang bisa jadi jalan untuk mereka yang masih baru di industri ini,” ujarnya.
Lebih dari Sekadar Pembelajaran: Personal Branding & Pertumbuhan Diri
Menariknya, kegiatan Amartha Level Up 2025 ditutup dengan sesi podcast yang santai namun penuh refleksi, bersama Abdur Arsyad (Stand-Up Comedian & Aktor) dan Edward Suhadi (Entrepreneur & Creative Director). Sesi ini melengkapi aspek teknis dengan fokus pada pengembangan diri dan keterampilan lunak (soft skills) yang krusial di dunia kerja modern. Keduanya berbagi perspektif tentang pentingnya kemampuan berkomunikasi, bagaimana membangun personal branding yang autentik, serta tips untuk menjadi individu yang terus tumbuh dan beradaptasi. Dikemas dengan sentuhan komedi yang segar, sesi ini berhasil menyampaikan pesan penting pengembangan diri dengan cara yang menghibur dan mudah dicerna oleh peserta.
Inisiatif seperti Amartha Level Up 2025 adalah contoh nyata bagaimana sektor swasta dapat berkontribusi aktif dalam menjembatani kesenjangan talenta digital. Dengan pendekatan holistik yang mencakup aspek teknis, strategis, sosial, hingga pengembangan pribadi, program ini diharapkan dapat mencetak generasi talenta digital yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki kesadaran dampak dan kemampuan adaptasi yang tinggi.
Amartha sendiri, hingga saat ini, telah didukung oleh lebih dari 10.000 karyawan, mulai dari tech engineer hingga petugas lapangan yang tersebar di seluruh wilayah operasionalnya. Komitmen Amartha untuk membangun ekonomi akar rumput dan menciptakan dampak positif melalui teknologi terus berlanjut. Perusahaan ini secara konsisten membuka berbagai lowongan pekerjaan bagi talenta digital yang siap berkontribusi. Informasi lowongan kerja Amartha dapat diakses melalui platform karir mereka, menandakan bahwa upaya peningkatan talenta ini juga sejalan dengan kesempatan nyata untuk berkarya dan bertumbuh di industri fintek yang dinamis.
Apple Technos Memberikan informasi terkini khususnya teknologi dan produk apple