...

Pramono sebut lestarikan cerita rakyat bukti kecintaan pada tanah air

Di tengah derasnya arus globalisasi dan dominasi digital yang kian tak terbendung, upaya untuk mempertahankan akar budaya dan identitas nasional menjadi sebuah keharusan. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, dengan tegas menyoroti urgensi pelestarian cerita rakyat sebagai salah satu bentuk nyata kecintaan terhadap Tanah Air Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam gelaran akbar Festival Storytelling Cerita Rakyat 2025: Suara Nusantara yang diselenggarakan di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Jakarta.

Mengukuhkan Jati Diri Bangsa: Lebih dari Sekadar Dongeng
Pramono Anung menekankan bahwa cerita rakyat bukan hanya sekadar hiburan atau kisah pengantar tidur semata. Lebih dari itu, narasi-narasi lisan ini adalah fondasi esensial untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang telah mengikat bangsa Indonesia selama berabad-abad. “Di tengah derasnya arus digital, cerita rakyat menjadi pegangan penting untuk menanamkan nilai keberanian, kejujuran, persahabatan, serta kecintaan pada Tanah Air,” ujar Pramono. Nilai-nilai seperti gotong royong, etika, sopan santun, dan kerja keras yang tergambar dalam legenda-legenda seperti Timun Mas, Sangkuriang, atau Si Kancil, merupakan kompas moral bagi generasi muda.
Warisan budaya tutur dari Sabang hingga Merauke, sebagaimana ditegaskan oleh Pramono, adalah harta tak ternilai yang harus dijaga keberlangsungannya. Ia mengingatkan bahwa tanpa upaya pelestarian yang serius, generasi penerus berisiko kehilangan jati diri mereka di tengah gempuran informasi dan budaya asing yang tak terseleksi. Cerita rakyat berfungsi sebagai cermin yang merefleksikan kearifan lokal, sejarah, serta pandangan hidup masyarakat Indonesia. Melalui kisah-kisah ini, anak-anak dapat memahami asal-usul, tradisi, dan kekayaan budaya yang membentuk identitas mereka sebagai bangsa Indonesia.

Tantangan Era Digital dan Peran Festival Storytelling
Arus digital memang membawa kemudahan akses informasi, namun di sisi lain, ia juga menghadirkan tantangan besar bagi pelestarian budaya tradisional. Konten digital yang serba cepat dan instan seringkali membuat generasi muda abai terhadap kekayaan budaya lisan yang membutuhkan proses penghayatan. Oleh karena itu, inisiatif seperti Festival Storytelling Cerita Rakyat menjadi sangat krusial. Pramono Anung menyatakan dukungannya secara penuh, mengapresiasi para penyelenggara, pendidik, pendongeng, komunitas literasi, dan terutama anak-anak yang hadir dengan antusiasme tinggi.
“Inisiatif ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memperkuat budaya literasi sebagai bagian dari kehidupan warga Jakarta,” jelasnya. Festival semacam ini menjadi ruang kreatif yang menyenangkan bagi anak-anak untuk mengeksplorasi imajinasi mereka, menumbuhkan minat baca, dan belajar menjelajahi dunia melalui narasi. Di tengah dominasi layar gadget, kegiatan bercerita langsung menghadirkan interaksi yang lebih personal dan mendalam, membangun koneksi emosional antara pendongeng dan pendengar. Harapannya, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang kritis, kreatif, percaya diri, dan yang terpenting, bangga pada budayanya sendiri.

Strategi Pelestarian: Dari Pembukuan Hingga Ruang Publik
Gubernur Pramono tidak hanya berhenti pada apresiasi, tetapi juga mendorong langkah-langkah konkret untuk memperkuat pelestarian cerita rakyat. Ia mengusulkan agar cerita-cerita rakyat dari berbagai daerah digali, dikumpulkan, dan dibukukan. Pembukuan ini sangat penting untuk memperkaya koleksi literatur di berbagai tempat, mulai dari perpustakaan di taman bacaan, sekolah, hingga Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Ketersediaan buku cerita rakyat yang mudah diakses akan secara signifikan meningkatkan minat baca anak-anak, khususnya di wilayah Jakarta.
Selain itu, pembukuan juga memastikan bahwa kisah-kisah ini tidak hanya bertahan secara lisan, tetapi juga memiliki bentuk tertulis yang lebih permanen dan dapat diwariskan lintas generasi tanpa khawatir terdistorsi. Upaya ini bukan sekadar mengarsipkan, melainkan menghidupkan kembali cerita-cerita yang telah membentuk karakter bangsa. Melalui kemudahan akses dan promosi aktif, diharapkan cerita-cerita rakyat dapat kembali menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari anak-anak, menginspirasi mereka untuk mencintai literasi Nusantara dan memahami kekayaan budayanya.

Membangun Generasi Masa Depan yang Berakar Kuat
Festival Storytelling Cerita Rakyat 2025 adalah sebuah ikhtiar besar untuk menghidupkan kembali kisah-kisah yang menjadi pilar budaya bangsa. Lebih jauh lagi, ini adalah investasi jangka panjang untuk membentuk generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh dalam identitas budaya dan nilai-nilai luhur. Kecintaan pada literasi dan kebanggaan pada budaya sendiri adalah dua elemen krusial yang akan membentengi mereka dari disorientasi di tengah gempuran modernitas. Dengan demikian, cerita rakyat tidak hanya menjadi legenda masa lalu, melainkan narasi yang terus hidup, membentuk karakter, dan menjadi bukti tak terpisahkan dari kecintaan kita pada Tanah Air Indonesia.

About applegeekz

Check Also

Demi Piala Dunia, Portugal targetkan menang atas Armenia

Porto, Portugal – Tekanan memuncak di Estádio do Dragão saat Tim Nasional Portugal bersiap menghadapi …