...

Transformasi Barito: Jejak Hilangnya Pasar Burung Ikonik Demi Taman Bendera Pusaka Jakarta dan Nasib Ratusan Pedagang Terdampak

Jakarta, Indonesia – Gemerlap transaksi dan hiruk-pikuk tawar-menawar yang dulu menjadi ciri khas Pasar Burung Barito di Jalan Barito, Jakarta Selatan, kini telah pudar ditelan kesunyian. Kios-kios yang selama puluhan tahun menjadi denyut nadi perekonomian ratusan keluarga, kini hanya menyisakan tumpukan puing di balik pagar tinggi berwarna putih. Pemandangan petugas berbaju oranye yang sibuk membersihkan sisa-sisa bangunan menjadi saksi bisu berakhirnya sebuah era, menandai babak baru bagi kawasan yang dulunya ikonik ini.

Sebanyak 158 kios, tempat para pedagang menggantungkan hidup dan meneruskan tradisi jual-beli hewan peliharaan, khususnya burung, kini tinggal kenangan. Bagi mereka yang telah bergenerasi mengabdikan diri di lokasi tersebut, keputusan penertiban oleh Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan pada Senin (27/10) bukan sekadar penggusuran fisik, melainkan juga penggusuran mata pencarian, impian, dan komunitas. Kehilangan ini terasa semakin dalam mengingat banyak di antara mereka yang telah puluhan tahun mencari nafkah di Pasar Burung Barito, menjadikan tempat itu lebih dari sekadar lokasi usaha, namun juga rumah kedua.

Akar Masalah: Ketika Ruang Publik Kembali ke Fungsi Asli

Penertiban Pasar Barito bukan tanpa alasan. Langkah tegas ini merupakan bagian dari visi besar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merevitalisasi ruang terbuka hijau di ibu kota. Rencananya, tiga taman yang berdekatan—Taman Leuser, Taman Ayodya, dan Taman Langsat—akan digabungkan menjadi satu kesatuan megah bernama Taman Bendera Pusaka. Proyek ambisius ini ditargetkan rampung pada Desember 2025, mengubah wajah kawasan tersebut menjadi pusat hijau yang modern dan berfungsi optimal bagi warga Jakarta.

Di balik gemerlap rencana pembangunan, terdapat alasan fundamental yang mendasari penertiban ini. Pemerintah menekankan pentingnya mengembalikan fungsi taman sebagai area resapan air dan pengendali banjir, terutama dengan pembangunan saluran penghubung (PHB) yang krusial. Selain itu, penertiban juga bertujuan untuk mengembalikan fungsi fasilitas umum seperti trotoar dan jalan yang selama ini beralih fungsi. Lokasi Barito, yang sedari awal ditetapkan sebagai tempat lokasi sementara, pada akhirnya harus dikembalikan sesuai peruntukannya demi kepentingan publik yang lebih luas.

Terombang-ambing di Tengah Arus Pembangunan: Suara Hati Pedagang Barito

Frasa ‘lontang-lantung’ mungkin adalah gambaran paling tepat untuk menggambarkan kondisi psikologis dan ekonomi para pedagang pasca-penertiban. Kehilangan kios berarti kehilangan modal usaha, jaringan pelanggan yang telah dibangun bertahun-tahun, dan yang terpenting, kepastian pendapatan. Banyak di antara mereka yang kini harus berjuang mencari cara untuk menyambung hidup, dengan pilihan terbatas dan masa depan yang diselimuti ketidakpastian. Investasi yang telah mereka tanamkan, baik dalam bentuk fisik kios maupun stok barang, kini tinggal kenangan yang pahit.

Bagi para pedagang, Pasar Burung Barito bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga pusat komunitas. Di sana, mereka bertukar cerita, berbagi pengalaman, dan membangun ikatan persaudaraan yang erat. Hilangnya pasar ini tidak hanya merenggut mata pencarian, tetapi juga memecah belah komunitas yang telah terbentuk puluhan tahun. Tantangan mencari lokasi baru sangat berat; persaingan ketat, biaya sewa yang mahal, dan birokrasi perizinan menjadi tembok penghalang yang sulit ditembus. Tanpa solusi relokasi atau program pemberdayaan yang jelas, ratusan keluarga ini terancam kehilangan arah, terombang-ambing di tengah kerasnya gelombang urbanisasi Jakarta.

Visi Megapolitan: Taman Bendera Pusaka sebagai Jantung Hijau Baru

Di satu sisi, proyek Taman Bendera Pusaka menjanjikan wajah baru bagi Jakarta, selaras dengan visi kota modern yang berkelanjutan. Ketika selesai, taman seluas gabungan Taman Leuser, Taman Ayodya, dan Taman Langsat ini diharapkan menjadi paru-paru kota yang berfungsi optimal, menyediakan ruang terbuka hijau yang esensial bagi warga Jakarta. Selain sebagai area rekreasi dan interaksi sosial, taman ini juga akan berperan penting dalam ekosistem kota, mulai dari peningkatan kualitas udara hingga kontribusinya dalam mitigasi banjir.

Kehadiran Taman Bendera Pusaka diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup warga sekitar dan menjadi destinasi baru yang menarik. Pemerintah melihat proyek ini sebagai investasi jangka panjang untuk lingkungan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, sebuah langkah maju dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota yang ramah lingkungan dan nyaman dihuni. Namun, kesuksesan sebuah proyek besar seringkali diukur tidak hanya dari hasil fisiknya, tetapi juga dari bagaimana dampak sosialnya dikelola, khususnya terhadap mereka yang harus berkorban demi pembangunan.

Refleksi dan Harapan: Menyeimbangkan Pembangunan dan Kemanusiaan

Kasus penertiban Pasar Barito menjadi cerminan kompleksnya tantangan pembangunan di kota besar. Di satu sisi, kebutuhan akan ruang terbuka hijau, infrastruktur pengendali banjir, dan fasilitas umum yang berfungsi optimal adalah keniscayaan. Namun, di sisi lain, nasib ratusan pedagang yang menggantungkan hidup di lokasi tersebut tidak boleh luput dari perhatian. Kebijakan publik yang berpihak pada pembangunan harus diimbangi dengan solusi yang humanis dan komprehensif bagi warga terdampak.

Penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa para pedagang yang kehilangan mata pencarian tidak dibiarkan berjuang sendiri. Program relokasi yang layak, pelatihan keterampilan, serta bantuan modal usaha, dapat menjadi langkah konkret untuk membantu mereka bangkit kembali. Masa depan Jalan Barito memang akan berbeda, dari riuhnya pasar burung menjadi hijaunya taman kota. Namun, di balik transformasi fisik, ada harapan agar pemerintah dapat mengukir narasi pembangunan yang lebih inklusif, di mana kemajuan kota sejalan dengan kesejahteraan seluruh warganya, tanpa meninggalkan siapapun terombang-ambing dalam ketidakpastian.

About applegeekz

Check Also

UNGA sahkan draf resolusi yang desak AS akhiri embargo Kuba

{ "title": "Suara Dunia Bergema: PBB Kembali Desak AS Akhiri Embargo Kuba yang Berusia Enam …