Jakarta, [Tanggal Penulisan] – Di tengah sorotan publik dan perdebatan sengit mengenai efisiensi anggaran, Jakarta International Investment, Trade, Tourism & Small and Medium Enterprise Expo (JITEX) kembali menjadi topik hangat. Direktur Jakarta Institute, Agung Nugroho, tampil membela mati-matian gelaran akbar yang direncanakan pada 17-21 September 2025 ini, menegaskan bahwa JITEX bukanlah sekadar pameran seremonial, melainkan sebuah platform ekonomi dan investasi yang berdampak nyata bagi pertumbuhan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), koperasi, serta ekonomi kreatif. Pernyataan ini muncul sebagai respons tajam terhadap pandangan beberapa anggota DPRD DKI yang mengkritik JITEX sebagai pemborosan anggaran, menyoroti kurangnya pemahaman mereka akan peran krusial acara tersebut dalam memperkuat posisi Jakarta di kancah global.
Agung Nugroho dengan tegas menolak narasi penolakan dan penghapusan anggaran JITEX. Menurutnya, alasan efisiensi anggaran yang dikemukakan sebagian anggota DPRD tidaklah tepat jika diarahkan pada program dengan nilai strategis tinggi seperti JITEX. “Kalau efisiensi dilakukan tanpa melihat manfaat ekonomi, justru akan mengorbankan program yang berdaya ungkit besar bagi ekonomi rakyat. JITEX jelas kegiatan produktif dengan multiplier effect tinggi,” ujarnya, menekankan bahwa kegiatan ini adalah investasi jangka panjang untuk kemajuan ekonomi Jakarta.
Daftar Isi
JITEX: Lebih dari Sekadar Pameran, Jantung Ekonomi Multisektoral Jakarta
JITEX bukan hanya sekadar event tahunan, melainkan satu-satunya pameran berskala internasional yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Ajang ini secara cerdas mengintegrasikan empat sektor vital dalam satu wadah kolaboratif: investasi, perdagangan, pariwisata, dan UMKM. Konsep multisektoral ini dirancang untuk menciptakan sinergi maksimal, di mana investor dapat menemukan peluang baru, pelaku usaha dapat memperluas jaringan pasar, wisatawan dapat menjelajahi potensi Jakarta, dan UMKM mendapatkan panggung untuk memamerkan produk-produk unggulannya.
Sebagai etalase internasional, JITEX memainkan peran kunci dalam mempromosikan citra Jakarta sebagai pusat bisnis, pariwisata, dan investasi. Melalui partisipasi berbagai pihak, baik lokal maupun internasional, JITEX memfasilitasi pertemuan antara penawar dan pencari peluang, mengubah potensi menjadi transaksi nyata, dan mempercepat roda perekonomian. Oleh karena itu, bagi Jakarta Institute, dukungan penuh terhadap kegiatan semacam JITEX adalah keniscayaan untuk mengokohkan posisi Ibu Kota di panggung ekonomi global, bukan justru menolaknya. Menghapus JITEX sama artinya dengan mengambil langkah mundur dalam upaya menjadikan Jakarta kota global yang kompetitif.
Menggerakkan Roda UMKM, Koperasi, dan Ekonomi Kreatif: Dampak Nyata JITEX
Inti dari keberadaan JITEX adalah dampak signifikannya terhadap sektor UMKM, koperasi, dan ekonomi kreatif. Ribuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk lebih dari 300 Jakpreneur terkurasi, menemukan jalan untuk produk dan jasa mereka melalui pameran ini. JITEX menyediakan platform krusial bagi UMKM untuk:
- Akses Pasar yang Lebih Luas: Mempertemukan produk lokal dengan calon pembeli, baik dari dalam maupun luar negeri.
- Peluang Investasi: Menghadirkan potensi investor yang mencari kemitraan atau pendanaan untuk usaha-usaha inovatif.
- Pengembangan Kapasitas: Melalui berbagai lokakarya dan seminar yang seringkali menjadi bagian dari JITEX, pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas produk, kemasan, dan strategi pemasaran.
- Jaringan Bisnis: Membangun koneksi dengan sesama pelaku usaha, distributor, hingga eksportir potensial.
Tidak hanya itu, JITEX juga menjadi ajang penting untuk program-program strategis seperti Business Matching P3DN (Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri) yang diketuai oleh Sekretaris Daerah DKI, memastikan produk-produk dalam negeri mendapatkan prioritas. Koperasi-koperasi naik kelas, termasuk Koperasi Merah Putih yang merupakan program nasional gagasan Presiden Prabowo Subianto, serta Dekranasda DKI yang diketuai oleh Ibu Gubernur, turut serta mempromosikan karya perajin Jakarta di bidang fesyen dan kriya. Harapan besar juga disematkan kepada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) untuk memaksimalkan partisipasinya dengan menghadirkan Jakarta Travel Fair secara bersamaan, sehingga pengunjung dapat tidak hanya melihat pameran investasi, tetapi juga langsung membeli produk UMKM Jakpreneur yang sudah terkurasi, menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih dinamis dan terintegrasi.
Jakarta di Panggung Dunia: Memperkuat Citra Global melalui JITEX
Dalam konteks yang lebih luas, JITEX adalah instrumen vital bagi Jakarta untuk mengukuhkan reputasinya sebagai kota global yang menarik bagi investasi, perdagangan, dan pariwisata. Dengan mengundang pemerintah daerah di seluruh Indonesia untuk menampilkan produk unggulan, serta melibatkan seluruh BUMD DKI Jakarta, JITEX menjadi jembatan antara potensi lokal dan pasar internasional. Ini adalah demonstrasi keseriusan Pemprov DKI dalam menjadikan JITEX sebagai ajang promosi investasi dan perdagangan regional yang tidak hanya berorientasi lokal, tetapi juga berskala internasional.
Agung Nugroho juga menyoroti pentingnya peran Biro Kerja Sama Daerah (KSD) dalam mengaktifkan kerja sama “sister city” Jakarta dengan lebih dari 20 negara. Dia berharap agar Nota Kesepahaman (MoU) yang ada tidak hanya menjadi “sleeping MoU” atau sekadar dokumen di atas kertas. Biro KSD seharusnya dapat proaktif mengajak negara-negara mitra untuk datang ke Jakarta sebagai pembeli potensial atau calon investor. Pemprov DKI juga didorong untuk menggandeng berbagai asosiasi perdagangan dan pariwisata tingkat ASEAN guna mengoordinasikan kehadiran para pembeli dari negara-negara tetangga, membuka lebih banyak pintu bagi produk dan jasa Jakarta untuk menembus pasar regional dan global.
Sinergi Antar-Organisasi Perangkat Daerah: Tantangan dan Peluang Efisiensi
Penyelenggaraan JITEX secara esensial adalah bentuk kolaborasi lintas dinas yang melibatkan empat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) utama: Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM), Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf), serta Biro Kerja Sama Daerah (KSD). Agung Nugroho menjelaskan bahwa anggaran kegiatan ini memang tersebar di empat SKPD tersebut, yang menuntut sinergi dan koordinasi yang kuat agar hasilnya optimal. “Koordinasi antar-OPD ini penting. Tinggal bagaimana seorang Asisten Perekonomian bisa mengorkestrasi empat dinas itu agar lebih maksimal, jika dinilai masih ada ruang perbaikan dari JITEX pertama,” tuturnya.
Meski demikian, tantangan koordinasi antarinstansi di lingkungan Pemprov DKI masih menjadi isu. Agung memandang DPMPTSP sudah memiliki kegiatan rutin Jakarta Investment Forum (JIF) yang sangat mungkin disinergikan dengan JITEX. Pelaksanaan JIF dapat digabungkan dengan berbagi ruang selama lima hari kegiatan JITEX. “Dari sisi anggaran tentu lebih efisien, dan dari sisi skala kegiatan justru bisa membuat JITEX lebih besar,” ungkapnya. Ini adalah contoh konkret bagaimana sinergi dapat meningkatkan efisiensi sekaligus memperbesar dampak. Namun, pertanyaan besar yang dilontarkan Agung adalah: “Apakah OPD-OPD ini mau saling bersinergi? Ini perlu keseriusan Pak Gubernur untuk mengultimatum SKPD yang tidak mau bekerja sama, padahal tujuan kegiatannya sama. Apalagi di saat DKI sedang mengalami pengurangan Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp15 triliun,” tegasnya, menggarisbawahi urgensi kolaborasi di tengah kondisi anggaran yang menantang.
Masa Depan JITEX: Katalis Inovasi dan Kemajuan Ekonomi Berkelanjutan
Pada akhirnya, JITEX jauh melampaui sekadar acara pameran tahunan. Ia adalah wadah strategis yang mempertemukan pelaku usaha, investor, dan pemerintah dari berbagai daerah dan negara. Ia adalah lokomotif yang berpotensi menarik investasi, mendorong perdagangan, dan mempromosikan pariwisata Jakarta ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan dukungan penuh, sinergi yang kuat antar-OPD, dan visi jangka panjang, JITEX dapat menjadi katalisator utama bagi inovasi, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan pengukuhan posisi Jakarta sebagai salah satu kota global terdepan. Menilai JITEX hanya dari kacamata pemborosan anggaran adalah pandangan sempit yang mengabaikan manfaat ekonomi jangka panjang dan daya ungkit besarnya bagi kesejahteraan rakyat Jakarta.
Apple Technos Memberikan informasi terkini khususnya teknologi dan produk apple