Kuala Lumpur – Dalam langkah strategis untuk memperdalam kemitraan dan menghadapi tantangan bersama di kawasan Indo-Pasifik, para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Perdana Menteri India Narendra Modi telah sepakat untuk mendeklarasikan tahun 2026 sebagai Tahun Kerja Sama Maritim Bilateral ASEAN-India. Deklarasi signifikan ini diresmikan selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-22 ASEAN-India yang berlangsung baru-baru ini, menandai komitmen yang lebih kuat terhadap keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di jalur perairan vital.
Perdana Menteri Modi, yang menyampaikan pidatonya secara daring dari Ankara, menekankan rekam jejak India yang kuat dalam mendukung mitra-mitranya di ASEAN melalui berbagai tantangan dan bencana. Beliau menyoroti pertumbuhan pesat kerja sama dalam bidang-bidang krusial seperti bantuan kemanusiaan dan pertolongan bencana (Humanitarian Assistance and Disaster Relief/HADR), keamanan maritim, dan ekonomi biru. “Abad ke-21 adalah abad kita, abad India dan ASEAN,” tegas Modi, menyoroti potensi kolaborasi yang tak terbatas antara kedua belah pihak.
Daftar Isi
Fondasi Kerja Sama Maritim: Respon Bencana hingga Ekonomi Biru
Deklarasi tahun 2026 sebagai tahun kerja sama maritim bilateral menggarisbawahi urgensi dan pentingnya domain maritim bagi kedua belah pihak. Wilayah Indo-Pasifik, yang menjadi rumah bagi jalur pelayaran tersibuk di dunia, sangat rentan terhadap berbagai ancaman seperti bencana alam, pembajakan, penangkapan ikan ilegal, perdagangan narkoba, serta tantangan keamanan non-tradisional lainnya. Dalam konteks ini, peningkatan koordinasi dan kapasitas dalam HADR menjadi krusial untuk mitigasi risiko dan respon cepat terhadap krisis.
Selain itu, keamanan maritim adalah pilar utama yang menjamin kebebasan navigasi, perlindungan jalur komunikasi laut (Sea Lines of Communication/SLOCs), dan penegakan hukum di laut. Melalui kerja sama yang lebih intens, ASEAN dan India dapat meningkatkan patroli bersama, pertukaran informasi intelijen, dan latihan maritim untuk menjaga ketertiban berbasis aturan di laut. Ekonomi biru, konsep yang merangkul pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut untuk pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan mata pencarian, juga mendapat perhatian khusus. Ini mencakup sektor-sektor seperti perikanan berkelanjutan, pariwisata bahari, energi terbarukan dari laut, dan bioteknologi kelautan. Kemitraan dalam ekonomi biru diharapkan dapat membuka peluang baru bagi inovasi dan pembangunan yang ramah lingkungan.
Visi Bersama untuk Abad ke-21 dan Kemitraan Global Selatan
Pernyataan PM Modi yang menyatakan bahwa abad ke-21 adalah “abad India dan ASEAN” bukan sekadar retorika, melainkan cerminan dari potensi kolektif dan sinergi yang dapat dicapai melalui kemitraan yang lebih dalam. Beliau menggambarkan India dan ASEAN sebagai sahabat di kalangan negara-negara Selatan Global, menyoroti kesamaan tantangan pembangunan, aspirasi, dan nilai-nilai. Hubungan ini tidak hanya terbatas pada perdagangan, melainkan juga meluas ke ranah budaya yang kaya, dengan ikatan sejarah yang telah terjalin selama berabad-abad.
Sebagai mitra dagang, volume perdagangan antara ASEAN dan India terus meningkat, mencerminkan integrasi ekonomi yang lebih besar. Namun, kemitraan ini jauh melampaui angka-angka ekonomi. Pertukaran budaya, pendidikan, dan people-to-people contact memainkan peran penting dalam memperkuat pemahaman dan rasa saling percaya di antara masyarakat. Dalam konteks Global Selatan, kerja sama ASEAN-India dapat menjadi model bagi pembangunan inklusif dan berkelanjutan, serta menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang di panggung global.
Pilar Kebijakan Luar Negeri India: “Act East” dan Sentralitas ASEAN
Bagi New Delhi, ASEAN memiliki posisi sentral sebagai landasan dari kebijakan luar negeri India yang dikenal sebagai “Act East”. Kebijakan ini, yang merupakan evolusi dari “Look East”, bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi, strategis, dan budaya India dengan negara-negara di Asia Tenggara dan kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas. Melalui “Act East”, India berupaya menjadi pemain yang lebih aktif dan kontributif dalam arsitektur regional.
PM Modi juga menegaskan kembali dukungan penuh India terhadap sentralitas ASEAN dan Pandangan ASEAN terhadap Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific/AOIP). Prinsip sentralitas ASEAN mengakui peran organisasi tersebut sebagai pendorong utama dialog dan kerja sama regional, memastikan bahwa setiap inisiatif dan struktur keamanan di kawasan Indo-Pasifik berpusat pada ASEAN. Dukungan terhadap AOIP, yang mempromosikan pendekatan inklusif, transparan, dan berbasis aturan untuk Indo-Pasifik, menggarisbawahi komitmen India terhadap tatanan regional yang stabil dan damai. Ini juga menegaskan penolakan terhadap pendekatan eksklusif atau yang dapat memecah belah.
Mengarungi Masa Depan Bersama: Implikasi Deklarasi 2026
Penetapan 2026 sebagai Tahun Kerja Sama Maritim Bilateral akan membuka jalan bagi serangkaian inisiatif dan proyek konkret. Ini bisa mencakup peningkatan latihan militer dan angkatan laut bersama, program peningkatan kapasitas untuk penjaga pantai dan lembaga penegak hukum maritim, kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi kelautan, serta pertukaran ahli dan praktik terbaik dalam pengelolaan sumber daya laut. Fokus pada satu tahun tertentu memberikan momentum dan energi yang diperlukan untuk mewujudkan komitmen-komitmen ini menjadi tindakan nyata.
Lebih dari sekadar memitigasi ancaman, kerja sama ini bertujuan untuk membuka peluang baru bagi pembangunan berkelanjutan dan kemakmuran bersama. Dengan memperkuat ikatan maritim, ASEAN dan India tidak hanya mengamankan jalur perdagangan dan sumber daya vital mereka, tetapi juga berkontribusi pada penciptaan kawasan Indo-Pasifik yang lebih stabil, aman, dan sejahtera bagi generasi mendatang. Deklarasi ini adalah bukti nyata dari visi bersama untuk masa depan biru yang damai dan makmur.
Apple Technos Memberikan informasi terkini khususnya teknologi dan produk apple