JAKARTA – Kasus pencemaran radioaktif Cesium-137 di Cikande, Kabupaten Serang, Banten, pada 2025 menjadi pengingat keras bahwa bahaya radiasi tidak selalu datang dari reaktor nuklir tetapi bisa muncul di jantung kawasan industri logam biasa.
Investigasi BAPETEN dan Kementerian Lingkungan Hidup mengungkap sepuluh titik tercemar di kawasan industri, sebagian berasal dari aktivitas peleburan besi bekas (scrap metal) yang diduga tidak melalui pemeriksaan radiasi.
Satu perusahaan logam kini diselidiki, sembilan warga telah dinyatakan terdampak, dan tingkat radiasi di salah satu titik disebut mencapai 875.000 kali lipat di atas normal.
Berikut lima kasus besar pencemaran radioaktif akibat pengolahan besi dan logam berat di dunia, termasuk satu yang pernah mengguncang Indonesia, yang dihimpun pada Jumat (17/10/2025):
1. Ciudad Jua¡rez, Meksiko (1983)
Ini adalah salah satu kasus paling terkenal dalam sejarah industri logam. Berdasarkan laporan New York Times, seorang teknisi listrik Meksiko membuka paksa kapsul tak bertanda berisi 6.010 pelet kecil berwarna keperakan yang tampak seperti hiasan kue. Ia tak terlalu memerhatikan saat pelet-pelet itu tumpah ke bak truk pikapnya, ke jalan, dan kemudian ke seluruh tempat rongsokan di kota asalnya, Juarez.
Namun, saat itu, teknisi listrik tersebut tanpa sengaja menyebabkan apa yang kini diakui sebagai salah satu tumpahan bahan radioaktif terburuk dalam sejarah Amerika Utara. Sejak saat itu, lebih dari 200 orang telah terpapar radiasi dari pelet kecil kobalt 60 yang dulunya merupakan inti dari alat pengobatan kanker.
Besarnya ukuran tumpahan tersebut, yang menurut para pejabat di Amerika Serikat telah melepaskan radiasi 100 kali lebih kuat daripada kecelakaan nuklir di Three Mile Island di Pennsylvania. Ini berbeda dengan kebanyakan kecelakaan nuklir. Satu atau dua orang terpapar radiasi tinggi dalam waktu singkat. Kecelakaan ini melibatkan banyak orang yang terpapar radiasi tingkat rendah, tapi signifikan secara berkala dalam jangka waktu yang lama.
2. Cadiz, Spanyol (1998)
Kasus ini terjadi di pabrik baja Acerinox, Cadiz, Spanyol. Pada 9 Juni 1998, pabrik baja Acerinox memberi tahu Dewan Keamanan Nuklir Spanyol bahwa gas radioaktif telah bocor dari salah satu tungku peleburannya, meskipun kontaminasi radioaktif telah terdeteksi dalam sistem penyaringan asap pada 2 Juni.
Dalam dokumen yang dilihat di laman europarl.europa.eu, salah satu penyebab kontaminasi tersebut adalah keberadaan limbah radioaktif yang mengandung Cesium-137 dalam besi tua yang digunakan untuk tungku peleburan pabrik. Kontaminasi radioaktif ini tidak hanya memengaruhi daerah sekitarnya, tetapi juga negara-negara lain, termasuk Prancis, Italia, Belgia, Swiss, dan Jerman.
3. Chernobyl, Ukraina (1986)
Bencana ini terjadi pada 25-26 April 1986, saat teknisi di reaktor Unit 4 mencoba bereksperimen. Para pekerja mematikan sistem pengatur daya reaktor dan sistem keselamatan daruratnya. Mereka mencabut sebagian besar batang kendali dari terasnya sambil membiarkan reaktor tetap beroperasi dengan daya 7 persen. Kesalahan-kesalahan ini diperparah kesalahan-kesalahan lain, dan pada pukul 01.23 tanggal 26 April, reaksi berantai di inti reaktor menjadi tak terkendali. Beberapa ledakan memicu bola api besar dan meledakkan tutup baja dan beton reaktor yang berat.
Laporan Britannica menyebutkan, ini menjadi bencana terburuk dalam sejarah pembangkit listrik tenaga nuklir.
4. Goiania, Brasil (1987)
Peristiwa ini terjadi di Goiania, Brasil. Berdasarkan laporan History, peristiwa ini berawal pada 1985, saat Institut Radioterapi Goiania pindah ke lokasi baru dan meninggalkan unit teleterapi Cesium-137 yang sudah usang di kantor pusat mereka yang terbengkalai. Insitut tidak memberi tahu pihak berwenang soal perangkat usang tersebut.
Hingga akhirnya, kemudian dua pria menjual mesin itu ke tempat rongsokan pada 13 September. Lima hari kemudian, para pekerja di tempat rongsokan membongkar mesin tersebut, melepaskan Cesium-137 yang masih ada di dalamnya. Terpesona oleh batu biru yang bersinar dan sama sekali tidak menyadari bahayanya, mereka membagikan potongan-potongan tersebut kepada teman, kerabat, dan tetangga. Cesium tersebar begitu luas sehingga kontaminasi kemudian ditemukan 100 mil jauhnya.
Beberapa hari kemudian, istri pemilik tempat rongsokan mulai memperhatikan bahwa teman-teman dan kerabatnya jatuh sakit. Ketika ia mencari bantuan medis, dokter menemukan bahwa mereka menderita keracunan radiasi akut. Empat orang akhirnya meninggal karena paparan, termasuk seorang anak. Banyak orang dirawat di rumah sakit dan lebih dari 100.000 orang di kota itu harus dipantau untuk mengetahui adanya kontaminasi.
Lebih dari 40 rumah di kota itu ditemukan memiliki tingkat kontaminasi yang tinggi dan harus dihancurkan.
5. Serpong, Indonesia (2020)
Kasus ini sempat membuat geger publik Tanah Air pada pertengahan Februari 2020. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bersama BAPETEN menemukan paparan radioaktif Cesium-137 di lahan kosong dekat Perumahan Batan Indah, Serpong.
Merangkum pemberitaan Okezone, pengukuran menunjukkan tingkat radiasi sekitar 10 kali lebih tinggi dari ambang batas normal. Tim gabungan Bapeten dan BATAN melakukan penyelidikan lapangan.
Warga sekitar diperiksa kesehatan dan kadar radiasi tubuhnya.
Selanjutnya, BATAN melakukan dekontaminasi tanah dengan menggali dan mengangkat lapisan tanah yang terkontaminasi. Tanah yang sudah terpapar dimasukkan ke wadah khusus dan dibawa ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Serpong. Setelah pembersihan, tingkat radiasi di lokasi menurun secara signifikan.
Pada periode April-Juli 2020, BATAN dan Bapeten melanjutkan monitoring jangka panjang untuk memastikan tidak ada lagi radiasi berlebih di sekitar lokasi.
Hasil pengukuran menunjukkan paparan radiasi telah kembali normal dan aman untuk aktivitas warga. Tidak ditemukan warga yang mengalami paparan radiasi signifikan.