Saat Apple mengumumkan transisi dari prosesor Intel ke chip buatan mereka sendiri—Apple Silicon—banyak pengguna merasa antusias, tapi juga khawatir. Terutama mereka yang sehari-harinya menggunakan aplikasi lama, atau software yang belum tentu segera dioptimalkan untuk chip baru. Kini, dengan hadirnya Mac M4, generasi keempat dari chip Apple Silicon, pertanyaan itu muncul lagi: bagaimana nasib aplikasi lama yang belum didesain untuk arsitektur ARM? Mari kita kupas dari sudut pandang pengguna profesional yang sangat bergantung pada software legacy.
Daftar Isi
Rosetta 2: Penyelamat Transisi yang Masih Andal
Apple menyadari bahwa tidak semua aplikasi akan langsung tersedia dalam versi native untuk Apple Silicon. Maka mereka menciptakan Rosetta 2, sebuah layer translasi yang memungkinkan aplikasi berbasis Intel (x86) tetap berjalan di chip M1 hingga M4. Yang mengejutkan, performa aplikasi yang dijalankan lewat Rosetta 2 bahkan sering kali lebih cepat dibanding saat dijalankan secara native di Mac berbasis Intel.
Di Mac M4, Rosetta 2 masih hadir dan tetap tangguh. Software-software seperti Adobe CS6, versi Microsoft Office lama, bahkan aplikasi buatan in-house yang belum dioptimalkan, tetap berjalan lancar. Ini menjadi penyelamat bagi pengguna profesional yang tidak bisa langsung beralih ke versi terbaru karena kendala lisensi, format file lama, atau kebutuhan workflow tertentu.
Pengalaman Penggunaan: Tidak Sekadar Bisa, Tapi Nyaman
Banyak yang mengira menjalankan aplikasi lama lewat Rosetta 2 akan menimbulkan masalah performa atau kompatibilitas, tapi nyatanya tidak demikian. Di Mac M4, berkat peningkatan kecepatan CPU dan efisiensi arsitektur, aplikasi lama bisa berjalan dengan lancar bahkan dalam mode emulasi.
Misalnya, pengguna AutoCAD versi lama yang belum mendukung Apple Silicon secara native masih bisa menyelesaikan proyek mereka dengan lancar tanpa crash. Begitu pula dengan software pengolah data seperti SPSS atau perangkat lunak akuntansi lokal yang belum tersedia di App Store.
Tantangan: Tidak Semua Aplikasi Sama
Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua aplikasi lama bisa dijalankan sempurna. Beberapa aplikasi sangat tergantung pada driver eksternal, atau memiliki dependensi yang tidak kompatibel dengan macOS versi terbaru. Di sinilah tantangan sesungguhnya. Bagi pengguna yang menggunakan plugin lawas di software editing, atau tool developer yang sangat spesifik, perlu pengujian terlebih dahulu sebelum memutuskan migrasi penuh ke Mac M4.
Apple memang menyediakan panduan transisi dan developer kit, namun tanggung jawab adaptasi tetap berada di tangan pengembang aplikasi. Untuk pengguna profesional, solusi terbaik adalah menggunakan dual setup atau tetap menyimpan satu perangkat Mac Intel lama untuk keperluan tertentu.
Masa Depan: Tekanan untuk Beradaptasi
Dengan performa Mac M4 yang semakin unggul dan efisiensi daya yang luar biasa, tekanan bagi developer aplikasi untuk memperbarui software mereka semakin besar. Lingkungan Apple kini lebih matang dibanding awal peluncuran chip M1, dan semakin banyak developer yang merilis versi native.
Namun, Apple tidak menjamin Rosetta 2 akan terus didukung selamanya. Oleh karena itu, meski Mac M4 bisa menjadi jembatan ideal saat ini, pengguna juga perlu mulai mencari alternatif atau mengupayakan transisi ke aplikasi yang lebih modern.
Kesimpulan
Bagi pengguna profesional yang masih mengandalkan aplikasi lama, Mac M4 memberikan kabar baik: kompatibilitas tetap tinggi berkat Rosetta 2 dan performa luar biasa dari chip Apple Silicon. Namun, ini bukan solusi permanen. Adaptasi tetap dibutuhkan agar ekosistem software dapat terus berjalan seiring perkembangan hardware. Sebagai perangkat transisi, Mac M4 adalah pilihan cerdas: cukup kuat untuk menjalankan aplikasi modern, tapi juga cukup fleksibel untuk mendukung aplikasi lawas. Ini menjadikannya teman kerja yang bisa diandalkan, bahkan saat masa transisi belum sepenuhnya selesai.