mendiktisaintek dorong sains mampu menjawab permasalahan masyarakat index
mendiktisaintek dorong sains mampu menjawab permasalahan masyarakat index

Mendiktisaintek Dorong Sains Mampu Menjawab Permasalahan Masyarakat

Jakarta – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) tengah menggaungkan sebuah transformasi fundamental dalam ekosistem riset dan inovasi nasional. Menteri Brian Yuliarto secara tegas menyerukan pergeseran fokus pengembangan sains dan teknologi di Indonesia, dari sekadar mengejar metrik dan angka-angka belaka, menuju penciptaan kebermanfaatan nyata yang dapat dirasakan langsung oleh seluruh lapisan masyarakat. Visi ini menandai komitmen pemerintah untuk memastikan bahwa ilmu pengetahuan tidak lagi menjadi menara gading yang eksklusif, melainkan motor penggerak vital bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Visi Inklusif Mendiktisaintek: Menjembatani Sains dan Kehidupan Sehari-hari
Menteri Brian Yuliarto menekankan filosofi utama di balik transformasi ini: sains haruslah inklusif, teknologi mesti menyatu dengan kehidupan sehari-hari, dan pertumbuhan pengetahuan tidak boleh meninggalkan masyarakat di belakang. Pernyataan ini bukan sekadar retorika, melainkan sebuah panggilan untuk merestrukturisasi cara pandang terhadap peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan nasional. Melalui inisiatif seperti Program Semesta, Mendiktisaintek bertekad untuk membangun paradigma baru di mana inovasi teknologi tidak lagi berjarak dari realitas kehidupan masyarakat, melainkan menjadi solusi konkret bagi berbagai tantangan yang ada.
Program Semesta dirancang sebagai wadah kolaboratif yang mendorong riset dan pengembangan berbasis kebutuhan. Ini adalah upaya strategis untuk memastikan bahwa setiap penemuan dan inovasi yang lahir dari laboratorium perguruan tinggi atau lembaga riset memiliki relevansi sosial dan ekonomi yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan teknologi dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan ide-ide brilian para ilmuwan dengan permasalahan mendesak yang dihadapi masyarakat, mulai dari ketahanan pangan, energi terbarukan, kesehatan, hingga pengelolaan lingkungan.

Melawan “Lembah Kematian” Inovasi: Dari Prototipe Menjadi Produk Unggulan
Salah satu tantangan terbesar yang menjadi sorotan utama Menteri Brian adalah fenomena yang dikenal sebagai “Death Valley” atau “Lembah Kematian” inovasi. Istilah ini merujuk pada fase kritis di mana hasil riset berupa prototipe yang menjanjikan seringkali kesulitan untuk bertransformasi menjadi produk komersial yang siap dipasarkan. Banyak inovasi potensial berakhir di meja laboratorium tanpa pernah mencapai tahap hilirisasi, menyebabkan terbuangnya potensi besar untuk kemandirian ekonomi dan penciptaan nilai tambah.
Mendiktisaintek secara aktif mendorong agar prototipe hasil riset tidak hanya berhenti di tingkat eksperimen, melainkan harus melampaui batas laboratorium untuk menjadi produk komersial yang kompetitif. Hilirisasi riset yang berhasil memiliki dampak ganda: pertama, mengurangi ketergantungan impor terhadap produk-produk teknologi dari luar negeri; kedua, menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan memperkuat daya saing industri nasional. Ini adalah langkah krusial dalam mewujudkan kedaulatan ekonomi melalui inovasi domestik, memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga produsen dan inovator utama.

Kolaborasi Strategis dan Buah Nyata Program Semesta
Komitmen Mendiktisaintek dalam mendorong ekosistem inovasi inklusif telah membuahkan hasil nyata melalui kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, termasuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Direktur Jenderal Sains dan Teknologi (Dirjen Saintek) Kemdiktisaintek, Ahmad Najib Burhani, melaporkan bahwa sinergi ini telah menghasilkan capaian signifikan. Sebagai bukti konkret dari keberhasilan program, sebanyak 137 poster dan produk inovasi telah dipamerkan dari Program Semesta, yang mencakup berbagai skema seperti In Saintek, Tera Saintek, Resona Saintek, dan Berdikari.
Inovasi-inovasi yang dipamerkan ini bukan sekadar penanda kemajuan teknis, melainkan representasi nyata dari “kedaulatan berpikir bangsa” – sebuah manifestasi kemampuan intelektual dan kreativitas anak bangsa dalam merespons tantangan. Lebih lanjut, Najib menambahkan bahwa 100 karya terbaik dari skema Berdikari akan dihimpun dalam sebuah buku yang akan segera diluncurkan. Buku ini diharapkan dapat mempermudah akses publik terhadap inovasi-inovasi tersebut, menjadikannya sumber inspirasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas.
“Seratus kisah yang tersaji dalam buku itu memperlihatkan bahwa sains dan teknologi tidak berdiri di luar masyarakat. Di situlah sains dan teknologi menemukan makna sosialnya, bukan sekadar sebagai simbol kemajuan, tetapi sebagai motor penggerak yang memperkuat daya hidup, produktivitas, dan ketahanan masyarakat,” ujar Najib. Pernyataan ini menggarisbawahi esensi dari pendekatan baru Mendiktisaintek: sains harus hidup di tengah masyarakat, menjadi bagian integral dari solusi, dan secara aktif berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup.

Inovasi Lokal untuk Solusi Global: Contoh Karya Unggulan 2025
Komitmen Mendiktisaintek terhadap hilirisasi riset yang berdampak sosial diperkuat dengan keberhasilan sejumlah produk riset unggulan yang dijadwalkan rampung pada tahun 2025. Contoh-contoh inovasi ini memperlihatkan keberagaman dan relevansi solusi yang dikembangkan oleh perguruan tinggi di seluruh Indonesia:
Pemanfaatan Sabut Kelapa (Politeknik ATMI Surakarta): Inovasi ini berfokus pada pengolahan limbah sabut kelapa yang melimpah menjadi produk bernilai tambah, seperti material komposit, media tanam, atau bahkan bahan bakar biomassa. Solusi ini tidak hanya mengatasi masalah limbah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi petani kelapa dan industri terkait, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular.
Inovasi Berbasis IoT untuk Lahan Kering di NTT (Politeknik Negeri Kupang): Menanggapi tantangan kekeringan dan keterbatasan air di Nusa Tenggara Timur, Politeknik Negeri Kupang mengembangkan sistem Internet of Things (IoT) yang memungkinkan pemantauan dan pengelolaan irigasi secara cerdas dan efisien. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di lahan kering, menjamin ketahanan pangan lokal, dan memberdayakan petani.
Teknologi Jagung Sen Organik (Politeknik Pertanian Negeri Kupang): Mengatasi isu malnutrisi dan kualitas tanah, inovasi ini berfokus pada pengembangan varietas jagung yang diperkaya dengan seng secara organik. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan nilai gizi jagung sebagai salah satu komoditas pangan pokok, tetapi juga mendukung praktik pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.
**Transformasi Limbah Pasar Menjadi Pakan Ayam (Universitas Papua):** Sebuah solusi cerdas untuk masalah limbah perkotaan dan kebutuhan pakan ternak. Inovasi dari Universitas Papua ini mengubah limbah organik dari pasar tradisional menjadi pakan ayam berkualitas. Ini adalah contoh sempurna bagaimana sains dapat memberikan solusi ganda: mengurangi penumpukan sampah dan mendukung sektor peternakan lokal, menciptakan siklus ekonomi yang efisien.

Suryakanta: Mengukur Dampak, Bukan Sekadar Angka
Dalam rangka memperkuat fokus pada dampak sosial, Kemdiktisaintek juga memperkenalkan skema Suryakanta, sebuah inisiatif baru yang dirancang khusus untuk mengukur dampak nyata dari kinerja perguruan tinggi. Suryakanta merupakan upaya transformatif untuk menggeser metrik evaluasi dari yang tadinya hanya menghitung jumlah riset, publikasi, atau paten, menjadi mengukur seberapa besar manfaat riset dan inovasi tersebut bagi masyarakat luas.
“Melalui Suryakanta, kita ingin menggeser fokus kinerja dari yang tadinya hanya menghitung jumlah riset, menjadi mengukur seberapa besar manfaat riset tersebut bagi masyarakat luas,” jelas Ahmad Najib Burhani. Dengan fokus pada dampak, Suryakanta akan mendorong perguruan tinggi untuk lebih proaktif dalam mengidentifikasi masalah sosial, merancang riset yang relevan, dan memastikan bahwa hasilnya dapat diimplementasikan untuk kebaikan bersama. Ini adalah langkah maju untuk menjadikan perguruan tinggi sebagai agen perubahan sosial yang lebih efektif.

Mewujudkan Kedaulatan IPTEK untuk Indonesia Mandiri
Transformasi yang digagas oleh Mendiktisaintek ini adalah sebuah investasi jangka panjang untuk masa depan Indonesia. Dengan memposisikan sains dan teknologi sebagai alat yang inklusif, berdampak nyata, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, Indonesia bergerak menuju kemandirian di bidang IPTEK. Visi untuk melihat setiap inovasi tidak hanya sebagai pencapaian akademis, tetapi sebagai kontribusi konkret bagi kesejahteraan, ketahanan, dan kedaulatan bangsa adalah inti dari semangat baru ini. Melalui kolaborasi, hilirisasi yang efektif, dan pengukuran dampak yang tepat, Mendiktisaintek optimis bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi pilar utama dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing global.

About applegeekz

Check Also

warna laut teluk persia berubah jadi merah darah index

Warna Laut Teluk Persia Berubah Jadi Merah Darah

Kawasan Timur Tengah baru-baru ini menjadi saksi bisu sebuah pemandangan alam yang begitu mencengangkan sekaligus …